Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kamis, menyalurkan bantuan kepada keluarga santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah yang meninggal dunia dalam musibah tebing longsor pada Rabu (24/2).

Santunan berupa uang Rp50 juta untuk keluarga lima santri yang meninggal dunia dan Rp5 juta untuk korban luka-luka itu, diserahkan langsung kepada keluarga korban di pondok pesantren itu dan disaksikan oleh pengasuh pesantren.

"Bantuan ini ala kadarnya, semoga bisa meringankan bebas para keluarga dan orang tua korban," ucap gubernur.

Selain menyerahkan bantuan berupa uang tunai, gubernur juga menyerahkan bantuan 100 paket sembako, 50 lembar matras, 50 paket sandang dan 50 lembar selimut.

"Saya yakin santri-santri yang meninggal dunia ini sahid, karena sedang menimba ilmu. Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur saya menyampaikan bela sungkawa atas musibah ini, semoga keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan oleh Allah SWT," ucap gubernur.

Gubernur datang ke lokasi longsor di Desa Bindang, Kecamatan Pasean ini bersama Kapolda Jatim  Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kepala Dinas Sosial Pemprov Jatim Alwi, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, serta Forkopimda Pemkab Pamekasan.

Sementara itu, sebanyak lima orang santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, meninggal dunia akibat musibah tebing longsor Rabu (24/2/2012) sekitar pukul 02.00 WIB.

Kelima orang santri korban tebing longsor yang meninggal dunia itu, semuanya berasal dari luar Kabupaten Pamekasan, yakni dari Kabupaten Jember sebanyak tiga orang, Sampang satu orang dan dari Kabupaten Sumenep sebanyak satu orang.

Masing-masing bernama Santi (14) warga Desa Dukohmencek, Kecamatan Sukorambi, Nur Azizah (13) dari desa yang sama, serta Siti Komariyah (17) asal Desa Palampang, Kecematan Sumber Jambi, Jember Jawa Timur.

Korban meninggal dunia dari Kabupaten Sampang bernama Robiatul Adawiyah (14) asal Desa Poreh, Kecamatan Karangpenang, sedangkan yang dari Kabupaten Sumenep bernama Nabila (12), asal Desa Sempong Barat, Kecamatan Pasongsongan.

Prosesi penyerahan bantuan itu sempat diwarnai isak tangis keluarga yang tidak kuasa menahan haru, setelah melihat secara langsung kondisi asrama pesantren yang tertimpa reruntuhan tebing longsor itu.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021