Harga cabai di sejumlah pasar tradisional wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, semakin mahal hingga mencapai Rp100 ribu per kilogram yang diduga imbas dari cuaca ekstrem.

Tri Wahyu Pradana, salah seorang pedagang di Pasar Setonobetek, Kota Kediri, mengatakan harga cabai rawit awalnya harga antara Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram. Kini, harganya sudah naik drastis hingga Rp100 ribu per kilogram

"Kini harga cabai naik hingga Rp100 ribu per kilogram. Jika biasanya bisa menjual 7 kilogram dalam dua hari, kini hanya 6 kilogram. Itu pun terjual hingga tiga hari," kata Tri di Kediri, Selasa.

Tri mengatakan, harga cabai mahal itu salah satunya dipicu cuaca ekstrem. Adanya perubahan cuaca secara ekstrem itu menyebabkan tanaman cabai tidak bisa tumbuh dengan baik. Buah yang dihasilkan pun juga tidak bisa optimal, salah satunya menjadi busuk.

Ia juga belum mengetahui sampai kapan harga bisa kembali normal. Ia juga berharap harga kembali normal, sehingga pelanggan pun bisa membeli cabai menjadi lebih banyak. Saat ini, banyak pelanggan yang mengurangi pembelian cabai, karena harganya yang mahal.

Nana, salah seorang pembeli mengaku ia terpaksa mengurangi pembelian cabai karena harganya yang mahal.

"Saya belinya secukupnya saja, karena harga cabai juga mahal," kata Nana.

Di Pasar Setonobetek Kota Kediri, harga cabai keriting sekitar Rp58 ribu per kilogram. Harga cabai merah sekitar Rp42 ribu per kilogram.

Harga bahan pokok lain masih normal. Harga beras sekitar Rp11 ribu per kilogram, harga gula pasir sekitar Rp12 ribu per kilogram. Harga minyak goreng kemasan sekitar Rp26 ribu per kilogram, yang curah sekitar Rp13 ribu per kilogram.

Harga daging sapi murni sekitar Rp100 ribu per kilogram, harga daging ayam potong adalah Rp29 ribu per kilogram, daging ayam kampung adalah Rp57 per ekor.

Untuk harga telur ayam adalah Rp23 ribu per kilogram, harga telur ayam kampung adalah Rp45 ribu per kilogram. Untuk bawang merah adalah Rp34 ribu per kilogram, bawang putih adalah Rp24 ribu per kilogram.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021