Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkolaborasi dengan Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) membantu para petani ubi yang harganya anjlok dari Rp1.000 hingga Rp1.500 per kilogram menjadi Rp250 per kilogram akibat pandemi COVID-19.
Hal itu mengakibatkan para petani ubi mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga ACT beserta YP3I melakukan pendataan petani ubi khususnya di Mojokerto untuk memborong 1.000 ton ubi dengan harga normal.
"Demi kesejahteraan petani ubi, ACT beserta YP3I memborong semua ubi petani di Mojokerto dan ubi tersebut dibagikan kepada seluruh pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Staff Program ACT Jember Renandra Saputra dalam rilis yang diterima ANTARA di Jember, Jumat malam.
Menurutnya, memborong ubi dengan harga normal itu merupakan Program Wakaf Pangan Produktif Global Wakaf ACT dan YP3I untuk membuat petani sejahtera sekaligus untuk mendistribusikan kepada 3.000 pesantren.
"Satu truk dengan muatan 5 ton ubi telah sampai di Jember untuk didistribusikan di pesantren di kawasan Tapal Kuda, sehingga Tim ACT Jember dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jember langsung mendistribusikan di lima pesantren," tuturnya.
Kelima pesantren itu, yakni di Pondok Pesantren Ahlul Irfan Al Kholili, Pondok pesantren Al Wahah, Lembaga pendidikan Al Khoirot, Pondok Pesantren Nailil Huda, KH. Anshori Rifai.
"Pendistribusian itu akan terus dilakukan ke banyak pesantren di Tapal Kuda, namun untuk saat ini masih didistribusikan ke lima pesantren, masing-masing pesantren mendapatkan 10-20 sak dengan tiap saknya berisikan 50 kg ubi," katanya.
Pengasuh Pesantren Pesantren Ahlul Irfan Al Kholili, Muhammad Aly Yasir mengucapkan terima kasih kepada ACT dan YP31 atas bantuan ubi yang disalurkan, serta berharap dengan adanya Program Wakaf Produktif dapat terus membantu para petani lainnya yang mengalami keterpurukan akibat harga jual komoditas pangan yang ditanam nya anjlok.
"Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT melalui ACT dan YP3I atas bantuan ubi yang telah disalurkan, dan semoga dengan bantuan itu tidak hanya untuk pesantren, tetapi juga dapat meringankan beban para petani ubi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Hal itu mengakibatkan para petani ubi mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga ACT beserta YP3I melakukan pendataan petani ubi khususnya di Mojokerto untuk memborong 1.000 ton ubi dengan harga normal.
"Demi kesejahteraan petani ubi, ACT beserta YP3I memborong semua ubi petani di Mojokerto dan ubi tersebut dibagikan kepada seluruh pesantren di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Staff Program ACT Jember Renandra Saputra dalam rilis yang diterima ANTARA di Jember, Jumat malam.
Menurutnya, memborong ubi dengan harga normal itu merupakan Program Wakaf Pangan Produktif Global Wakaf ACT dan YP3I untuk membuat petani sejahtera sekaligus untuk mendistribusikan kepada 3.000 pesantren.
"Satu truk dengan muatan 5 ton ubi telah sampai di Jember untuk didistribusikan di pesantren di kawasan Tapal Kuda, sehingga Tim ACT Jember dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jember langsung mendistribusikan di lima pesantren," tuturnya.
Kelima pesantren itu, yakni di Pondok Pesantren Ahlul Irfan Al Kholili, Pondok pesantren Al Wahah, Lembaga pendidikan Al Khoirot, Pondok Pesantren Nailil Huda, KH. Anshori Rifai.
"Pendistribusian itu akan terus dilakukan ke banyak pesantren di Tapal Kuda, namun untuk saat ini masih didistribusikan ke lima pesantren, masing-masing pesantren mendapatkan 10-20 sak dengan tiap saknya berisikan 50 kg ubi," katanya.
Pengasuh Pesantren Pesantren Ahlul Irfan Al Kholili, Muhammad Aly Yasir mengucapkan terima kasih kepada ACT dan YP31 atas bantuan ubi yang disalurkan, serta berharap dengan adanya Program Wakaf Produktif dapat terus membantu para petani lainnya yang mengalami keterpurukan akibat harga jual komoditas pangan yang ditanam nya anjlok.
"Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT melalui ACT dan YP3I atas bantuan ubi yang telah disalurkan, dan semoga dengan bantuan itu tidak hanya untuk pesantren, tetapi juga dapat meringankan beban para petani ubi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021