Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik Whisnu Sakti Buana sebagai Wali Kota Surabaya sisa masa jabatan 2016–2021 di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis.
"Selamat kepada Wali Kota Surabaya, Bapak Whisnu Sakti Buana menjalankan tugas ini," ujar Khofifah saat sambutan di sela pengambilan sumpah jabatan sekaligus Pelantikan Wakil Wali Kota Surabaya menjadi Wali Kota Surabaya sisa masa periode 2016–2021.
Video oleh Hanif Nashrullah
Menurut dia, sejak menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota, Whisnu Sakti sudah melakukan banyak hal, termasuk bersinergi dan bersama-sama berupaya melakukan pengendalian COVID-19.
"Kinerja beliau sejak saat masih masa PPKM dan sekarang PPMK Mikro. Di sisi lain, Pak Wali Kota juga memiliki tugas berseiring membangun ekonomi di Surabaya, terlebih investasi di Jatim yang PMA-nya tinggi adalah Surabaya," ucap Gubernur Khofifah.
Whisnu Sakti Buana ditunjuk oleh Khofifah sebagai Plt Wali Kota Surabaya pada pada 24 Desember 2020 atau tepat setelah Tri Rismaharini dipercaya sebagai Menteri Sosial RI.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berharap di sisa masa periode ke depan, tugas bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya, dan seluruh kinerja maupun produktivitas Pemkot surabaya bisa dijaga serta semakin ditingkatkan.
Sementara itu, Whisnu Sakti Buana tercatat praktis akan menjabat sebagai orang nomor satu di Pemkot Surabaya selama tujuh hari karena masa jabatannya berakhir 17 Februari 2021.
Wali Kota Whisnu berkomitmen menjalankan amanah seperti yang disampaikan Gubernur Khofifah, termasuk target menjadikan "Kota Pahlawan" menjadi zona kuning (risiko rendah), bahkan zona hijau (tak berisiko) untuk kasus penularan COVID-19.
"Kami juga berkomitmen untuk menjadikan di masa PPMK Mikro ini sebagai momentum membangkitkan perekonomian masyarakat, khususnya di tingkat UMKM," kata WS, sapaan akrabnya.
"Pada kondisi PPMK Mikro ini, UMKM harus bergerak. Kampung-kampung tangguh di Surabaya harus memberdayakan pedagang, terutama di mikro kecil dan menengah di sana," tutur-nya menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, turut menyaksikan proses pelantikan adalah Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Heru Tjahjono, serta beberapa kepala organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov setempat.
Selain itu, hadir juga Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwiyono, Sekda Kota Surabaya Hendro Gunawan, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison Isir, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum dan beberapa pejabat Forkopimda setempat.
Pelaksanaan proses pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan juga menerapkan protokol kesehatan ketat, termasuk membatasi tamu undangan yang hadir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Selamat kepada Wali Kota Surabaya, Bapak Whisnu Sakti Buana menjalankan tugas ini," ujar Khofifah saat sambutan di sela pengambilan sumpah jabatan sekaligus Pelantikan Wakil Wali Kota Surabaya menjadi Wali Kota Surabaya sisa masa periode 2016–2021.
Video oleh Hanif Nashrullah
Menurut dia, sejak menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota, Whisnu Sakti sudah melakukan banyak hal, termasuk bersinergi dan bersama-sama berupaya melakukan pengendalian COVID-19.
"Kinerja beliau sejak saat masih masa PPKM dan sekarang PPMK Mikro. Di sisi lain, Pak Wali Kota juga memiliki tugas berseiring membangun ekonomi di Surabaya, terlebih investasi di Jatim yang PMA-nya tinggi adalah Surabaya," ucap Gubernur Khofifah.
Whisnu Sakti Buana ditunjuk oleh Khofifah sebagai Plt Wali Kota Surabaya pada pada 24 Desember 2020 atau tepat setelah Tri Rismaharini dipercaya sebagai Menteri Sosial RI.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berharap di sisa masa periode ke depan, tugas bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya, dan seluruh kinerja maupun produktivitas Pemkot surabaya bisa dijaga serta semakin ditingkatkan.
Sementara itu, Whisnu Sakti Buana tercatat praktis akan menjabat sebagai orang nomor satu di Pemkot Surabaya selama tujuh hari karena masa jabatannya berakhir 17 Februari 2021.
Wali Kota Whisnu berkomitmen menjalankan amanah seperti yang disampaikan Gubernur Khofifah, termasuk target menjadikan "Kota Pahlawan" menjadi zona kuning (risiko rendah), bahkan zona hijau (tak berisiko) untuk kasus penularan COVID-19.
"Kami juga berkomitmen untuk menjadikan di masa PPMK Mikro ini sebagai momentum membangkitkan perekonomian masyarakat, khususnya di tingkat UMKM," kata WS, sapaan akrabnya.
"Pada kondisi PPMK Mikro ini, UMKM harus bergerak. Kampung-kampung tangguh di Surabaya harus memberdayakan pedagang, terutama di mikro kecil dan menengah di sana," tutur-nya menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, turut menyaksikan proses pelantikan adalah Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim Heru Tjahjono, serta beberapa kepala organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov setempat.
Selain itu, hadir juga Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwiyono, Sekda Kota Surabaya Hendro Gunawan, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison Isir, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Ganis Setyaningrum dan beberapa pejabat Forkopimda setempat.
Pelaksanaan proses pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan juga menerapkan protokol kesehatan ketat, termasuk membatasi tamu undangan yang hadir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021