Pemerintah Kota Malang menyatakan akan memperkuat peranan kampung tangguh yang ada di kota terbesar kedua di Jawa Timur tersebut, dalam upaya menekan penyebaran virus corona atau COVID-19.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bahwa pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro tidak jauh berbeda dengan keberadaan kampung tangguh di Kota Malang, namun perlu diperkuat.

"Jadi kalau sekarang di Kota Malang PPKM mikro, itu sama halnya (dengan kampung tangguh), kita tinggal menguatkan saja," kata Sutiaji, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Sutiaji menjelaskan, saat ini di Kota Malang, ada sebanyak 96 kampung tangguh yang diharapkan mampu memberikan peran dalam meminimalisasi penyebaran virus Corona. Fungsi RT/RW akan diperkuat agar masyarakat patuh menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Sutiaji, penguatan kampung tangguh di wilayah Kota Malang tersebut, akan dilakukan di seluruh wilayah, dan bukan hanya pada tempat-tempat yang berstatus zona merah, atau memiliki risiko tinggi penyebaran COVID-19.

"Untuk seluruhnya, karena kita tidak tahu apakah ada orang yang tanpa gejala atau tidak," kata Sutiaji.

Untuk pengawasan penguatan peran kampung tangguh tersebut, lanjut Sutiaji, akan melibatkan peranan tokoh setempat atau potensi kearifan lokal. Namun, kunci untuk penguatan kampung tangguh tersebut terletak pada kedisiplinan masyarakat.

Selain itu, menurut Sutiaji, peranan puskesmas juga penting dalam penguatan kampung tangguh tersebut, khususnya dalam upaya untuk melakukan pelacakan penyebaran COVID-19 pada masing-masing wilayah.

"Harapan kami, masyarakat patuh menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun," ujar Sutiaji.

Di Kota Malang, hingga saat ini tercatat secara keseluruhan ada sebanyak 5.770 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 4.944 orang dilaporkan telah sembuh, 507 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.

 

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021