Sejumlah relawan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dikerahkan untuk membantu proses pemakaman jenazah dari pasien meninggal terinfeksi COVID-19 yang tidak tertangani oleh warga di lingkungan tinggalnya karena alasan takut atau khawatir tertular wabah virus corona jenis baru itu.

Sekretaris PMI Tulungagung Moh. Istiharudin di Tulungagung, Senin, mengatakan aksi sosial oleh relawan Palang Merah Indonesia itu memiliki dua misi sekaligus.

Misi pertama adalah murni kemanusiaan membantu keluarga pasien yang ditinggalkan karena tidak ada warga yang berani memakamkan karena phobia terhadap penularan COVID-19 dari jenazah.

Sementara misi kedua adalah untuk mengedukasi atau memberi contoh kepada masyarakat bahwa sebenarnya jenazah pasien COVID-19 itu telah aman dari risiko penularan karena telah disterilkan dan dibungkus plastik berlapis yang dimasukkan dalam peti tertutup rapat.

"Karena itu kami ditugaskan dinkes (dinas kesehatan) untuk memakamkan pasien COVID-19 dengan cara berbeda dari yang lain. Tidak makai (APD baju) hazmat dan beberapa perlengkapan pendukungnya yang lain," papar Istiharudin, menjelaskan.

Sebagaimana nampak dalam proses pemakaman jenazah COVID-19 di TPU Desa Plosokandang, Ahad (24/1), enam relawan PMI memakamkan jenazah pasien COVID-19 atas nama Almarhumah Juariyah (55) hanya dengan mengenakan pakaian seragam PMI model setelan warna merah, helem PMI, masker N-95, sarung tangan dan sepatu boots hitam.

Tak ada satupun dari mereka yang berpakaian hazmat. Padahal para relawan PMI inilah yang mengangkat peti berisi jenazah pasien COVID-19, mulai dari ambulans menuju titik makam, memasukkannya ke liang lahat, hingga penimbunan kembali lubang makam.

"Segaja tidak pakai APD level 3, melainkan hanya APD level 1, karena memang kan jenazah ini sudah disterilkan dan tertutup rapat dalam peti tertutup sehingga risiko penularannya nol," katanya.
Anggota PMI ikut berdoa saat peziarah menabur bunga di atas pusara makam pasien COVID-19 yang barusan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Plosokandang, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (24/1/2021). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Misi mengedukasi masyarakat memang menjadi tujuan utama pemakaman pasien COVID-19 tanpa (baju) hazmat.

Terbukti sejak awal Januari 2021 relawan PMI mulai diberdayakan jajaran Dinas Kesehatan Tulungagung untuk membantu pemakaman pasien COVID-19, masyarakat yang sebelumnya takut terlibat langsung dalam proses pemakaman, kini perlahan mulai berani untuk hadir dalam persemayaman dengan menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Peziarah juga sudah tidak lagi khawatir menabur bunga dan berdoa di makam pasien COVID-19 yang baru disemayamkan, setelah PMI dan jajaran dinkes memberi pemahaman bahwa jenazah pasien COVID-19 yang telah dikubur, aman untuk diziarahi.

Pengerahan reawan PMI untuk membantu pemakaman pasien COVID-19 ini juga dilatarbelakangi adanya oknum warga yang mengatasnamakan relawan SAR dan kebencanaan yang mematok tarif pelayanan pemakaman hingga jutaan rupiah, meski tidak terlibat aktif dalam proses penguburan.

"Kalau dari PMI, layanan (pemakaman) ini tidak dipungut biaya sepeserpun. Sama sekali gratis," kata Imam Safii, salah satu relawan PMI yang ikut proses pemakaman. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021