Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan di Pulau Madura, Jawa Timur, Senin, mengirim sedikitnya 1,1 ton beras ke korban gempa di Sulawesi Barat.
Bantuan ini merupakan sumbangan dari masyarakat, hasil penggalangan dana oleh aktivis mahasiswa, relawan bencana dan organisasi kemasyarakatan di Pamekasan. "Bantuan ini merupakan hasil penggalangan dana teman-teman aktivis mahasiswa dan relawan bencana yang digelar mulai tanggal 18 hingga 22 Januari 2021," kata Koordinator Penanggulangan Bencana BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, Senin malam.
Selain beras, jenis kebutuhan bahan pokok lainnya yang juga disalurkan menggunakan armada BPBD Pemkab Pamekasan ini adalah mi instan sebanyak 20 kardus.
"Kemungkinan ini tahap pertama, karena hingga hari ini, penggalangan dana oleh teman-teman mahasiswa dan relawan di Pamekasan tetap berlanjut," ujar Budi.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat, dan tercatat sebanyak 89.624 warga di Kabupaten Mamuju dan Majene masih mengungsi pascabencana gempa yang melanda wilayah itu.
Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 91 jiwa, tiga orang dinyatakan hilang di Kabupaten Majene dan dua orang meninggal di pengungsian, 320 jiwa dengan luka sangat berat yang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit, 426 jiwa luka berat, 240 jiwa luka sedang dan 2.703 jiwa luka ringan.
Menurut catatan BNPB, Gempa di Sulawesi kali ini merupakan kejadian ke 127 di beberapa wilayah Tanah Air sejak 1 Januari hingga 22 Januari 2020.
Sementara itu, aktivis mahasiswa dan relawan Pamekasan yang melakukan penggalangan dana untuk membantu korban gempa di Sulawesi itu diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Insan Cita dan HMI Komisariat Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, serta mahasiswa pecinta alam (Mahapala) dan relawan yang tergabung dalam Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan.
Selain mahasiswa dan relawan, elemen masyarakat lainnya yang juga melakukan penggalangan dana, Komunitas Kafe dan Baca Sebelas 12 Pamekasan.
Komunitas ini menggalang dana untuk korban gempa dengan cara menggugah dukungan kepada para pembeli di kafe itu, untuk membayar lebih dari harga jual secangkir kopi.
"Kan secangkir disini Rp4 ribu. Yang ngasih uang Rp5 ribu, maka sisanya yang Rp1 ribu kita minta dengan ikhlas untuk disumbangkan ke korban bencana. Jadi ngopi sambil nyumbang," ujar pemilik Kafe dan Baca Sebelas 12 Pamekasan Dedy Kurniawan kepada ANTARA di Pamekasan, Senin malam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Bantuan ini merupakan sumbangan dari masyarakat, hasil penggalangan dana oleh aktivis mahasiswa, relawan bencana dan organisasi kemasyarakatan di Pamekasan. "Bantuan ini merupakan hasil penggalangan dana teman-teman aktivis mahasiswa dan relawan bencana yang digelar mulai tanggal 18 hingga 22 Januari 2021," kata Koordinator Penanggulangan Bencana BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, Senin malam.
Selain beras, jenis kebutuhan bahan pokok lainnya yang juga disalurkan menggunakan armada BPBD Pemkab Pamekasan ini adalah mi instan sebanyak 20 kardus.
"Kemungkinan ini tahap pertama, karena hingga hari ini, penggalangan dana oleh teman-teman mahasiswa dan relawan di Pamekasan tetap berlanjut," ujar Budi.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat, dan tercatat sebanyak 89.624 warga di Kabupaten Mamuju dan Majene masih mengungsi pascabencana gempa yang melanda wilayah itu.
Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 91 jiwa, tiga orang dinyatakan hilang di Kabupaten Majene dan dua orang meninggal di pengungsian, 320 jiwa dengan luka sangat berat yang saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit, 426 jiwa luka berat, 240 jiwa luka sedang dan 2.703 jiwa luka ringan.
Menurut catatan BNPB, Gempa di Sulawesi kali ini merupakan kejadian ke 127 di beberapa wilayah Tanah Air sejak 1 Januari hingga 22 Januari 2020.
Sementara itu, aktivis mahasiswa dan relawan Pamekasan yang melakukan penggalangan dana untuk membantu korban gempa di Sulawesi itu diantaranya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Insan Cita dan HMI Komisariat Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, serta mahasiswa pecinta alam (Mahapala) dan relawan yang tergabung dalam Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan.
Selain mahasiswa dan relawan, elemen masyarakat lainnya yang juga melakukan penggalangan dana, Komunitas Kafe dan Baca Sebelas 12 Pamekasan.
Komunitas ini menggalang dana untuk korban gempa dengan cara menggugah dukungan kepada para pembeli di kafe itu, untuk membayar lebih dari harga jual secangkir kopi.
"Kan secangkir disini Rp4 ribu. Yang ngasih uang Rp5 ribu, maka sisanya yang Rp1 ribu kita minta dengan ikhlas untuk disumbangkan ke korban bencana. Jadi ngopi sambil nyumbang," ujar pemilik Kafe dan Baca Sebelas 12 Pamekasan Dedy Kurniawan kepada ANTARA di Pamekasan, Senin malam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021