Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menebang sejumlah pohon sonokeling yang tumbuh di sepanjang kawasan ruang milik jalan nasional di wilayah daerah itu untuk mengantisipasi pencurian.

"Kami harus mengambil keputusan sulit (dilematis), apakah harus memotong atau melakukan patroli terhadap keberadaan sonokeling," kata Kabid Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tulungagung Makrus Maman di Tulungagung, Kamis.

Saat ini, sudah ada tiga batang pohon sonokeling berusia puluhan tahun yang ditebang DLH Tulungagung. Jumlah pohon sonokeling yang masuk rencana penebangan masih akan bertambah, karena sebagian tegakan yang masih kokoh berdiri di atas area rumija diketahui sudah dibuat mati oleh oknum pelaku yang tidak dikenal.

Keputusan menebang pohon-pohon sonokeling itu dilakukan setelah DLH mengajukan surat permohonan kepada Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dan telah mendapat persetujuan.

"Dari pada hilang dicuri, kami mengusulkan kepada bupati (Tulungagung) untuk dilakukan pemotongan (pohon sonokeling). Kayunya bisa dilelang dan uang-nya masuk ke kas daerah," katanya.

DLH mencatat ada 30 batang pohon sonokeling yang masih tegak berdiri di kawasan rumija dan saat ini rawan dicuri orang.

Indikasi itu terlihat dari tanda silang hitam dan kulit batang yang sebagian sudah dikelupas melingkar diduga supaya tegakan kayu langka bernilai puluhan juta itu mati perlahan.

"Ada sekitar 30 an pohon yang telah ditandai dengan tanda silang, kelihatannya juga akan dipotong, kita yakini pohon ini jadi incaran pencuri," ucapnya.

Untuk itu, lanjut dia, dari pada hilang dicuri pihaknya mengusulkan kepada Bupati Tulungagung untuk dilakukan pemotongan.

Selanjutnya setiap pohon yang ditebang akan dilakukan penggantian dengan pohon lain, seperti asem, mahoni atau sonokembang.

"Dari pemetaan dan perhitungan yang sudah kami lakukan, nilai ratusan batang kayu sonokeling yang ada di kawasan rumija (Tulungagung) mencapai kisaran Rp4 miliar lebih," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar pohon Sonokeling yang ada dipotong sekalian. Makrus menjelaskan, pemotongan dilakukan sebagai upaya antisipasi pencurian yang bisa saja dilakukan oleh pelaku pembalakan.

Mengingat selama tahun 2019 kemarin terdata 8 pohon Sonokeling hilang dicuri oleh pelaku pencurian.

Kemudian pencurian kembali terjadi pada tahun 2020 ini, namun jumlah pohon yang hilang tak sebanyak di tahun sebelumnya. "Kalau yang 2020 kemarin ada 1 pohon di desa Doroampel kecamatan Sumbergempol," tuturnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021