Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas terus mendorong warganya untuk mengembangkan pertanian organik dengan memanfaatkan pekarangan atau lahan yang bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan di masa pandemi COVID-19.

Pertanian organik merupakan sistem budi daya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

"Ini bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan dan pendapatan di masa pandemi, karena menjadi kebutuhan paling mendasar setiap orang," ujar Bupati Azwar Anas di Banyuwangi, Jawa timur, Kamis.

Sebelumnya, Azwar Anas mengunjungi Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, untuk melihat aktivitas pertanian warga setempat. Di mana kelompok masyarakat (pokmas) Citra Lestari di desa itu warga memanfaatkan lahan menjadi pekarangan pangan melalui program Pekarangan Pangan Lestari (PPL).

Di desa itu, lanjut dia, warga memanfaatkan PPL dengan menanami berbagai tanaman organik, seperti ubi, kacang tanah, tomat, cabai, terong, jahe, temulawak, dan lainnya. Proses penanaman dilakukan secara organik menggunakan pupuk organik.

Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga menyerahkan bantuan pupuk organik cair pada Pokmas Citra Lestari.

"Dengan program seperti ini, bisa menjadi kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk budi daya berbagai jenis tanaman melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman, pasca panen, serta pemasaran," katanya.

Kecenderungan saat ini terutama di masa pandemi, menurut Azwar Anas, masyarakat lebih hati-hati dalam memilih makanan. Kecenderungan masyarakat saat ini lebih memilih bahan-bahan makanan yang organik.

"Saat ini, masyarakat terutama di perkotaan cenderung lebih memilih makanan yang organik. Meskipun harganya mungkin lebih mahal. Karena itu pekarangan organik yang dikelola langsung oleh warga seperti ini bisa dikembangkan," tuturnya.

Bupati Azwar Anas mencontohkan aktivitas lain warga di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, yang berhasil menanam kelengkeng di lahannya.

Di Desa Karangsari, Bupati Anas juga ikut memanen ubi kayu bersama petani. Ubi kayu ini ditanam di lahan seluas 9 hektare dan banyak memasok pasar di Bali.

Oleh karena itu, ia akan mendorong Dinas Pertanian untuk melakukan pembudidayaan tanaman dengan cara memanfaatkan lahan atau pekarangan. Diversifikasi tanaman semacam itu bisa meningkatkan ketahanan warga.

"Program semacam ini bisa dijadikan program desa karena hasilnya jelas, yaitu memenuhi kebutuhan pangan dan menambah ekonomi rumah tangga terutama di masa pandemi seperti saat ini," katanya.

Bupati Banyuwangi dua periode dan akan memasuki masa purna itu, juga meninjau jaringan irigasi tersier (JIT) di desa tersebut, karena jaringan irigasi tersier sangat penting dan berdampak pada meningkatnya produktivitas pertanian.

"Efek yang langsung dirasakan petani yakni adanya penambahan indeks tanam yang tadinya hanya bisa sekali setahun, menjadi dua kali atau lebih," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021