Manajemen Rumah Sakit Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mempersiapkan tenda darurat untuk penanganan pasien COVID-19, seiring meningkatnya jumlah pasien terpapar virus corona dalam beberapa waktu terakhir.
Bagian Hubungan Masyarakat RS SLG Kabupaten Kediri Ahmad Jazuli Harwono mengemukakan pendirian tenda darurat ini sudah dilakukan sejak awal Desember 2020 dan merupakan inisiatif dari pihak rumah sakit karena jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat.
"Banyak yang datang ke rumah sakit ini dan kami harus melayani. Namun, kapasitas ruangan isolasi kami masih sangat terbatas, sehingga kami berinisiatif mendirikan tenda," katanya di Kediri, Rabu.
Ia menambahkan tenda tersebut rencananya ditempati jika kondisinya sudah sangat darurat. Jika sebaliknya, tidak terlalu darurat tenda menggunakan tenda ini.
"Ini hanya sementara untuk pasien yang ada indikasi terpapar COVID-19. Ketika sudah ada ruangan yang kosong segera kami pindahkan ke tempat lain," ujar dia.
Ahmad Jazuli menambahkan pasien yang dirawat di tenda darurat ini adalah pasien dengan gejala COVID-19 ringan. Kendati hanya tenda darurat, juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas di antaranya tabung oksigen.
Untuk tempat tidur, ada dua yang sudah disediakan. Namun, kapasitas tenda bisa digunakan untuk merawat 3-4 orang.
RS SLG Kabupaten Kediri, tambah Jazuli, mampu merawat hingga 26 pasien yang terpapar COVID-19. Ia mengakui hal itu juga karena sumber daya yang terbatas.
"Kami juga terbatas sumber daya manusianya dalam menangani pasien COVID-19," kata dia.
Di Kabupaten Kediri, data COVID-19 per Selasa (29/12) ada sebanyak 2.359 orang terpapar positif COVID-19. Dari jumlah itu, 291 orang masih dirawat, 1.886 telah sembuh dan 182 orang telah meninggal dunia.
Kabupaten Kediri juga kini masih zona merah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi. Untuk itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri juga selalu mengingatkan warga agar meningkatkan protokol kesehatan dengan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Bagian Hubungan Masyarakat RS SLG Kabupaten Kediri Ahmad Jazuli Harwono mengemukakan pendirian tenda darurat ini sudah dilakukan sejak awal Desember 2020 dan merupakan inisiatif dari pihak rumah sakit karena jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat.
"Banyak yang datang ke rumah sakit ini dan kami harus melayani. Namun, kapasitas ruangan isolasi kami masih sangat terbatas, sehingga kami berinisiatif mendirikan tenda," katanya di Kediri, Rabu.
Ia menambahkan tenda tersebut rencananya ditempati jika kondisinya sudah sangat darurat. Jika sebaliknya, tidak terlalu darurat tenda menggunakan tenda ini.
"Ini hanya sementara untuk pasien yang ada indikasi terpapar COVID-19. Ketika sudah ada ruangan yang kosong segera kami pindahkan ke tempat lain," ujar dia.
Ahmad Jazuli menambahkan pasien yang dirawat di tenda darurat ini adalah pasien dengan gejala COVID-19 ringan. Kendati hanya tenda darurat, juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas di antaranya tabung oksigen.
Untuk tempat tidur, ada dua yang sudah disediakan. Namun, kapasitas tenda bisa digunakan untuk merawat 3-4 orang.
RS SLG Kabupaten Kediri, tambah Jazuli, mampu merawat hingga 26 pasien yang terpapar COVID-19. Ia mengakui hal itu juga karena sumber daya yang terbatas.
"Kami juga terbatas sumber daya manusianya dalam menangani pasien COVID-19," kata dia.
Di Kabupaten Kediri, data COVID-19 per Selasa (29/12) ada sebanyak 2.359 orang terpapar positif COVID-19. Dari jumlah itu, 291 orang masih dirawat, 1.886 telah sembuh dan 182 orang telah meninggal dunia.
Kabupaten Kediri juga kini masih zona merah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi. Untuk itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri juga selalu mengingatkan warga agar meningkatkan protokol kesehatan dengan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020