Pelaku berusia 63 tahun dalam pengeboman di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, pada pagi Natal lalu terbunuh dalam ledakan yang menghancurkan mobil rekreasi (RV) miliknya serta merusak lebih dari 40 toko, demikian keterangan otoritas pada Minggu (27/12).

Ahli forensik dari Biro Investigasi Federal (FBI) telah menemukan kecocokan antara sampel DNA di lokasi kejadian dengan Anthony Q. Warner, yang rumahnya di area Antioch digeledah oleh agen federal pada Sabtu (26/12).

"Kami sampai pada kesimpulan bahwa seorang yang bernama Anthony Warner adalah pelaku pengeboman dan ia berada di lokasi ketika bom meledak, dan ia tewas dalam ledakan," kata Donald Cochran, Jaksa Federal untuk Tennessee, dalam konferensi pers.

Pihak berwenang menyebut bahwa saat ini terlalu ini untuk membahas mengenai motif pelaku.



RV milik Warner, yang diparkir di jalanan pusat kota Nashville, meledak pada Jumat (25/12) fajar--sesaat setelah polisi yang merespons laporan mengenai adanya tembakan menyadari hal tersebut serta mendengar musik dan pesan otomatis peringatan bom dari kendaraan itu.

Peristiwa tersebut melukai tiga orang dan merusak pertokoan di sekitar, termasuk pusat switching penyedia layanan telekomunikasi AT&T, sehingga mengganggu layanan sinyal ponsel, internet, dan televisi di wilayah Tennessee serta sejumlah area di negara bagian lain.

Para penyidik menggeledah rumah Warner serta mendatangi agen perumahan elit di Nashville, Fridrich & Clark Realty, yang sempat menjadi tempat kerja pelaku.

Pemilik Fridrich & Clark Realty, Steve Fridrich, kepada surat kabar lokal menyebut bahwa Warner datang ke kantor hanya sekitar satu kali dalam sebulan dalam empat-lima tahun belakangan untuk memberikan layanan konsultasi komputer.

Bulan Desember ini, kata Fridrich, Warner mengirim surel kepada perusahaan bahwa ia tidak akan bekerja lagi untuk mereka, tanpa menyertakan alasannya.

"Dia tampak sangat menarik bagi kami, dan saya kira peristiwa ini di luar karakternya," kata Fridrich.

Wali Kota Nashville John Cooper, kepada CBS News, mengatakan bahwa pihak berwenang setempat merasa terdapat keterkaitan antara pengeboman dengan gedung AT&T.

Kerusakan yang dialami pusat switching AT&T cukup parah hingga pihak perusahaan harus menggali akses pada reruntuhan untuk menghubungkan generator dengan peralatan penting, juga memompa air yang menggenangi rubanah.

Perusahaan, dalam keterangannya pada Minggu, mengatakan bahwa pihaknya telah membuat "kemajuan yang signifikan" dalam satu malam, serta telah mengembalikan daya ke empat lantai di gedung tersebut.

AT&T juga menyebut telah menargetkan untuk memulihkan semua layanannya per akhir Minggu.

"Dengan 96% layanan nirkabel kami yang telah pulih saat ini, 60% layanan bisnis kami juga telah kembali, dan 86% layanan internet serta hiburan kami untuk pelanggan telah kembali," kata Kepala Eksekutif Bidang Komunikasi AT&T, Jeff McElfresh.

Sumber: Reuters (*)
 

Pewarta: Suwanti

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020