Pemerintah Kabupaten Trenggalek mewajibkan setiap warga pendatang yang masuk wilayah setempat dan berniat menginap untuk menjalani rapid test antigen demi meminimalkan risiko penularan COVID-19.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di sela kegiatannya meninjau operasi yustisi gabungan di perbatasan Tulungagung-Trenggalek di Desa Baruharjo, Kamis, mengatakan pemberlakuan rapid test antigen yang dilakukan acak bersama operasi yustisi itu dimaksudkan untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 di wilayah Kabupaten Trenggalek yang kini telah masuk status zona merah.
"(Kebijakan ini berlaku) Utamanya yang memiliki tujuan menetap di Kabupaten Trenggalek selama libur Natal dan tahun baru," katanya saat dikonfirmasi wartawan.
Apabila nantinya ada yang hasil rapid test antigennya reaktif, petugas gabungan akan menggambil beberapa langkah.
Mulai dari pemeriksaan lanjutan dengan metode tes usap (swab PCR), karantina, hingga perawatan di ruang isolasi rumah sakit ataupun diminta kembali ke daerah asal demi mencegah transmisi ke warga lokal.
"Kalau mereka naik kendaraan umum, harus kami karantina. Harus kami pisahkan dengan pengguna kendaraan umum lainnya," katanya.
Sementara apabila orang yang reaktif tes cepat antigen itu menaiki kendaraan pribadi, pihaknya akan mempertimbangkan untuk meminta mereka isolasi mandiri di rumah secara aman.
"Atau kalau tidak bisa (isolasi mandiri secara aman), kami isolasi di sini juga," ujarnya.
Saat ini, Nur Arifin menyebut tempat isolasi yang akan dipakai adalah asrama COVID-19. Dan salah satunya adalah di ruangan lantai dua Puskesmas Baruharjo, Trenggalek.
Razia dalam program operasi yustisi berlaku hingga 4 Januari 2020.
Selain di perbatasan Trenggalek-Tulungagung, operasi gabungan juga akan digelar di perbatasan Trenggalek-Ponorogo.
"Ini fase pertama. per kelompok target kami 50 orang (jalani rapid test antigen). Total kami menyediakan antara 3.000 sampai 5.000 alat rapid test antigen," kata Nur Arifin.
Salah satu warga yang terjaring dalam razia, Hasan Bisri, mengaku kaget ketika harus menjalani tes cepat antigen. Namun, orang yang berpergian dari Tulungagung ke Trenggalek itu bersyukur hasil dari pemeriksaan itu negatif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di sela kegiatannya meninjau operasi yustisi gabungan di perbatasan Tulungagung-Trenggalek di Desa Baruharjo, Kamis, mengatakan pemberlakuan rapid test antigen yang dilakukan acak bersama operasi yustisi itu dimaksudkan untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 di wilayah Kabupaten Trenggalek yang kini telah masuk status zona merah.
"(Kebijakan ini berlaku) Utamanya yang memiliki tujuan menetap di Kabupaten Trenggalek selama libur Natal dan tahun baru," katanya saat dikonfirmasi wartawan.
Apabila nantinya ada yang hasil rapid test antigennya reaktif, petugas gabungan akan menggambil beberapa langkah.
Mulai dari pemeriksaan lanjutan dengan metode tes usap (swab PCR), karantina, hingga perawatan di ruang isolasi rumah sakit ataupun diminta kembali ke daerah asal demi mencegah transmisi ke warga lokal.
"Kalau mereka naik kendaraan umum, harus kami karantina. Harus kami pisahkan dengan pengguna kendaraan umum lainnya," katanya.
Sementara apabila orang yang reaktif tes cepat antigen itu menaiki kendaraan pribadi, pihaknya akan mempertimbangkan untuk meminta mereka isolasi mandiri di rumah secara aman.
"Atau kalau tidak bisa (isolasi mandiri secara aman), kami isolasi di sini juga," ujarnya.
Saat ini, Nur Arifin menyebut tempat isolasi yang akan dipakai adalah asrama COVID-19. Dan salah satunya adalah di ruangan lantai dua Puskesmas Baruharjo, Trenggalek.
Razia dalam program operasi yustisi berlaku hingga 4 Januari 2020.
Selain di perbatasan Trenggalek-Tulungagung, operasi gabungan juga akan digelar di perbatasan Trenggalek-Ponorogo.
"Ini fase pertama. per kelompok target kami 50 orang (jalani rapid test antigen). Total kami menyediakan antara 3.000 sampai 5.000 alat rapid test antigen," kata Nur Arifin.
Salah satu warga yang terjaring dalam razia, Hasan Bisri, mengaku kaget ketika harus menjalani tes cepat antigen. Namun, orang yang berpergian dari Tulungagung ke Trenggalek itu bersyukur hasil dari pemeriksaan itu negatif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020