Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpesan kepada para kepala daerah untuk melakukan revitalisasi atau menghidupkan kembali program Kampung Tangguh guna meminimalisasi penularan COVID-19.
"Kepada para kepala daerah, Kampung Tangguh yang sudah didirikan di berbagai titik harap bisa direvitalisasi," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Selain itu, untuk bupati/wali kota yang dulu sudah mempunyai ruang karantina, Khofifah berharap agar dihidupkan kembali, lalu memperkuat update konsolidasi satgas hingga penggalakan operasi yustisi.
"Khusus operasi yustisi harus ditingkatkan lagi kegiatannya. Ini sangat penting untuk mencegah kembali meningkatnya kasus COVID-19, khususnya di Jatim," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Tidak itu saja, bagi wilayah-wilayah perbatasan yang menjadi pintu masuk dari provinsi lain, Gubernur Khofifah meminta adanya penguatan dalam pengawasan protokol kesehatan di masyarakat.
"Tolong dihitung kembali logistik untuk persiapan daerah-daerah yang biasanya ramai sebagai tujuan mudik maupun wisata. Pastikan mereka diusap (swab) antigen. Utamanya daerah-daerah yang menjadi pintu keluar masuk, baik darat, laut maupun udara," katanya.
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan meskipun Jatim tercatat sebagai provinsi dengan jumlah tes cepat tertinggi di Indonesia, tetap diperlukan analisis bersama terkait langkah strategis yang diambil guna mengendalikan kenaikan angka penyebaran COVID-19.
"Kita kerja keras jangan sampai terjadi kenaikan-kenaikan yang tidak terkendali," tutur gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Sementara itu, berdasarkan situasi COVID-19 di Jatim sesuai data nasional per Selasa pukul 16.00 WIB, kasus konfirmasi baru bertambah 735 kasus sehingga secara kumulatif sebanyak 71.369 kasus.
Rinciannya, konfirmasi positif yang dirawat 4.660 kasus (6,53 persen), konfirmasi sembuh 61.740 kasus (86,51 persen) dan konfirmasi meninggal dunia mencapai 4.969 kasus (6,96 persen).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kepada para kepala daerah, Kampung Tangguh yang sudah didirikan di berbagai titik harap bisa direvitalisasi," ujar Gubernur Khofifah kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Selain itu, untuk bupati/wali kota yang dulu sudah mempunyai ruang karantina, Khofifah berharap agar dihidupkan kembali, lalu memperkuat update konsolidasi satgas hingga penggalakan operasi yustisi.
"Khusus operasi yustisi harus ditingkatkan lagi kegiatannya. Ini sangat penting untuk mencegah kembali meningkatnya kasus COVID-19, khususnya di Jatim," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Tidak itu saja, bagi wilayah-wilayah perbatasan yang menjadi pintu masuk dari provinsi lain, Gubernur Khofifah meminta adanya penguatan dalam pengawasan protokol kesehatan di masyarakat.
"Tolong dihitung kembali logistik untuk persiapan daerah-daerah yang biasanya ramai sebagai tujuan mudik maupun wisata. Pastikan mereka diusap (swab) antigen. Utamanya daerah-daerah yang menjadi pintu keluar masuk, baik darat, laut maupun udara," katanya.
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan meskipun Jatim tercatat sebagai provinsi dengan jumlah tes cepat tertinggi di Indonesia, tetap diperlukan analisis bersama terkait langkah strategis yang diambil guna mengendalikan kenaikan angka penyebaran COVID-19.
"Kita kerja keras jangan sampai terjadi kenaikan-kenaikan yang tidak terkendali," tutur gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Sementara itu, berdasarkan situasi COVID-19 di Jatim sesuai data nasional per Selasa pukul 16.00 WIB, kasus konfirmasi baru bertambah 735 kasus sehingga secara kumulatif sebanyak 71.369 kasus.
Rinciannya, konfirmasi positif yang dirawat 4.660 kasus (6,53 persen), konfirmasi sembuh 61.740 kasus (86,51 persen) dan konfirmasi meninggal dunia mencapai 4.969 kasus (6,96 persen).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020