Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) terpantau masih fluktuatif dan statusnya level II atau waspada.
"Tingkat aktivitas masih fluktuatif, tidak ada gejala peningkatan aktivitas dan kejadian awan panas guguran menurun, namun akan dipantau terus secara intensif," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani saat dihubungi dari Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan visual Gunung Semeru pada Kamis pagi teramati kepulan asap putih tebal intensitas sedang dengan ketinggian asap kurang lebih 500 meter dari puncak.
Berdasarkan pengamatan Pos Pantau Gunung Api Semeru periode Kamis pada pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual Gunung kabut 0-I hingga kabut 0-II.
Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah, kemudian Gunung Semeru dominan tertutup kabut.
"Untuk kegempaan terekam letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 11 mm selama 55 detik, kemudian guguran sebanyak 13 kali dan tektonik jauh sebanyak satu kali," katanya.
Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada level II atau statusnya waspada, sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat diminta mewaspadai guguran kubah lava di Kawah Jongring Seloko dan tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi," tuturnya.
Tim PVMBG turun ke Pos Pantau Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang untuk melakukan mengevaluasi terhadap aktivitas gunung api tersebut.
Gunung Semeru erupsi dengan meluncurkan awan panas guguran ke arah lereng selatan dan tenggara hingga jaraknya 1 kilometer, serta lontaran batu pijar pada Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Tingkat aktivitas masih fluktuatif, tidak ada gejala peningkatan aktivitas dan kejadian awan panas guguran menurun, namun akan dipantau terus secara intensif," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani saat dihubungi dari Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan visual Gunung Semeru pada Kamis pagi teramati kepulan asap putih tebal intensitas sedang dengan ketinggian asap kurang lebih 500 meter dari puncak.
Berdasarkan pengamatan Pos Pantau Gunung Api Semeru periode Kamis pada pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual Gunung kabut 0-I hingga kabut 0-II.
Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah, kemudian Gunung Semeru dominan tertutup kabut.
"Untuk kegempaan terekam letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 11 mm selama 55 detik, kemudian guguran sebanyak 13 kali dan tektonik jauh sebanyak satu kali," katanya.
Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada level II atau statusnya waspada, sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat diminta mewaspadai guguran kubah lava di Kawah Jongring Seloko dan tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi," tuturnya.
Tim PVMBG turun ke Pos Pantau Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang untuk melakukan mengevaluasi terhadap aktivitas gunung api tersebut.
Gunung Semeru erupsi dengan meluncurkan awan panas guguran ke arah lereng selatan dan tenggara hingga jaraknya 1 kilometer, serta lontaran batu pijar pada Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020