Ratusan warga yang tinggal di lereng Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengungsi akibat luncuran guguran lava pijar yang kencapaj sejauh 3.000 meter.
"Luncuran lava pijar dari kawah Jonggring Saloko Gunung Semeru jaraknya semakin jauh dari 1.000 menjadi 3.000 meter ke arah Besuk Kobokan," kata Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo saat dihubungi per telepon di Lumajang, Selasa.
Baca juga: Gunung Semeru kembali muntahkan lava pijar 13 kali
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat muntahan lava pijar Gunung Semeru, pihak BPBD Lumajang mengimbau masyarakat mengungsi ke titik aman dengan arahan petugas BPBD.
"Beberapa pengungsian sempat tersebar di beberapa lokasi, namun pagi ini kami akan fokuskan di satu tempat untuk memudahkan penanganan," tuturnya.
Baca juga: Gunung Semeru muntahkan lava pijar, warga Lumajang diimbau tetap tenang
Menurutnya, BPBD akan mendirikan posko pengungsian dan dapur umum di lapangan Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, karena diprediksi warga yang terdampak lava pijar Gunung Semeru sekitar 500 orang.
"Untuk jumlah pastinya kami masih melakukan assesment di lapangan karena keselamatan warga prioritas utama," katanya.
Baca juga: Aktivitas Gunung Semeru meningkat, jalur pendakian ditutup sementara
Ia menjelaskan warga sempat mengungsi di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, namun sebagian warga pagi tadi sudah kembali ke rumahnya.
Pantauan di lapangan sebagian warga di lereng Gunung Semeru mulai berbondong-bondong ke arah pengungsian dengan arahan petugas BPBD Lumajang.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama rombongan juga menuju lokasi pengungsian di lereng Gunung Semeru.
Berdasarkan rilis PVMBG menyebutkan pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikan jumlah gempa guguran dan beberapa kali awan panas guguran.
Kenaikan tersebut diakibatkan oleh adanya ketidakstabilan kubah lava di bagian puncak.
Dari kegempaan hingga 1 Desember 2020 pukul 06.00 WIB didominasi oleh vempa guguran dan beberapa kali gempa awan panas guguran.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020