Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyebutkan sekitar 10.000 prajurit TNI yang berada di garis terdepan penanganan COVID-19 akan menerima vaksin.
 
"Saat ini memang sudah didata, jumlahnya diperkirakan kuota vaksin untuk TNI sekitar 9 ribu sampai 10 ribu orang," kata Kapuspen TNI, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
 
Mereka yang akan mendapatkan vaksinasi COVID-19 adalah tenaga medis TNI dan petugas pendisiplinan protokol yang memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19.
 
"Siapa orangnya yang jelas frontline tadi, tenaga kesehatan, mungkin petugas-petugas yang langsung berhadapan," katanya pula.
 
Terkait dengan mekanisme pemberian vaksin, Riad mengatakan pihaknya masih mendiskusikannya.
 
"Secara teknis belum, tapi intinya sudah disiapkan. Jadi yang jelas didata sudah ada khususnya tenaga kesehatan yang langsung di lapangan," kata Riad.
 
Namun demikian, ujar dia, nantinya seluruh prajurit TNI juga akan mendapatkan vaksin tersebut.
 
"Sementara yang langsung, frontline, yang depan dulu. Tapi jelas semua nanti juga tentunya," katanya lagi.
 
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memperkirakan pemberian vaksin COVID-19 dapat dilakukan pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021, tergantung pada datangnya vaksin dan proses persiapan yang dilakukan di Indonesia.
 
"Soal vaksin, kita berharap vaksin ini bisa datang pada akhir November ini. Kita berusaha. Kalau tidak bisa, ya datangnya di bulan Desember," kata Presiden Joko Widodo saat melakukan peninjauan ke Puskesmas Tanah Sareal, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020