Kapolda Jawa Timur Irjen Pol M Fadil Imran mengakui jika dirinya berat meninggalkan Jatim untuk mengemban tugas baru sebagai Kapolda Metro Jaya.

Irjen Fadil Imran mengungkapkan hal itu saat silaturahim dengan kiai Nahdlatul Ulama di Mapolda Jatim, Surabaya, Rabu.

"Saya sangat berat meninggalkan Jatim, namun saya sudah mendapatkan ilmu dari para kiai sepuh di sini. Banyak hal yang sudah saya dapatkan," kata Kapolda.

Selama menjabat sebagai Kapolda Jatim sekitar enam bulan, Irjen Fadil Imran mengaku telah mendapat banyak pelajaran dari pertemuannya dengan para kiai sepuh di wilayah itu.

Jenderal polisi bintang dua tersebut juga menuturkan bangsa dan negara ini, khususnya Jawa Timur patut bangga karena hadirnya kiai dari Nadhatul Ulama.

Menurut Fadil, hadirnya NU beserta para kiai sepuh di Jatim telah membuat masyarakat guyub rukun dan tertib.

"Karena saya melihat, bahwa mereka (masyarakat) ini mendapat pendidikan, mendapat ilmu. Bagaimana mereka mendapat masukan tentang berkehidupan di pondok-pondok di seluruh Jawa Timur yang dikelola oleh jaringan Nahdlatul Ulama," katanya.

"Bangsa dan negara ini harus bangga dengan hadirnya NU, di mana masyarakat bisa hidup saling berdampingan tanpa ada gesekan," tambah Irjen Fadil.

Para kiai sepuh yang hadir dalam silaturahim tersebut, di antaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim KH Abdussomad Buchori dan Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur.

Irjen Pol Fadil Imran dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Nana Sudjana berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/3222/XI/KEP./2020 tanggal 16 November 2020. 

Selanjutnya, jabatan Kapolda Jatim akan ditempati Irjen Pol Nico Afinta yang sebelumnya menjabat Kapolda Kalimantan Selatan sejak Mei 2020.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020