Harga emas merosot hampir lima persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena berita keberhasilan uji coba vaksin COVID-19 tahap akhir pertama mendorong para investor melepas emas yang aman dan berbondong-bondong beralih ke aset-aset berisiko.
Studi tersebut memiliki 43.538 peserta dan perusahaan mengatakan tidak ada masalah keamanan serius yang diamati. Pfizer dan mitra Jerman BioNTech SE mengatakan mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.
“(Berita) benar-benar melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Ada kegelisahan yang meningkat bahwa kami mungkin tidak mendapatkan hasil vaksin yang kuat, jadi ini melepaskan risiko pada perdagangan dan untuk emas, menandakan eksodus besar-besaran dari aset-aset safe-haven,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Namun, ia menambahkan, "perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis (vaksin) yang akan tersedia, jadi kita tidak tahu pasti tentang virus dan seruan untuk stimulus akan terus meningkat."
Emas, pelindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, telah melonjak 24 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Jika Anda merasa hidup yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
“Namun, penilaian ini tampaknya terlalu dini. Dan kami sering melihat di masa lalu bahwa dengan harga di bawah 1.900 dolar AS, minat beli akan masuk ke pasar - kami berharap hal itu akan terjadi lagi kali ini. ”
Kenaikan dolar AS serta indeks pasar saham sebagai tanggapan terhadap berita vaksin, semakin mengurangi daya tarik emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,961 dolar AS atau 7,64 persen menjadi ditutup pada 23,701 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 32 dolar AS atau 3,56 persen menjadi ditutup pada 867,4 dolar AS per ounce. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 97,3 dolar AS atau 4,99 persen menjadi ditutup pada 1.854,40 dolar AS per ounce, kembali terhempas di bawah level pssikologis 1.900 dolar AS per ounce.
Akhir pekan lalu, emas berjangka bertambah 4,9 dolar AS atau 0,25 persen menjadi 1.951,70 dolar AS per ounce, setelah melambung 50,6 dolar AS atau 2,67 persen menjadi 1.946,80 dolar AS pada Kamis (5/11/2020), dan merosot 14,2 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.896,2 dolar AS pada Rabu (4/11/2020).
Studi tersebut memiliki 43.538 peserta dan perusahaan mengatakan tidak ada masalah keamanan serius yang diamati. Pfizer dan mitra Jerman BioNTech SE mengatakan mereka berharap untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat AS akhir bulan ini.
“(Berita) benar-benar melampaui skenario kasus terbaik semua orang. Ada kegelisahan yang meningkat bahwa kami mungkin tidak mendapatkan hasil vaksin yang kuat, jadi ini melepaskan risiko pada perdagangan dan untuk emas, menandakan eksodus besar-besaran dari aset-aset safe-haven,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Namun, ia menambahkan, "perekonomian masih membutuhkan banyak dukungan dan hanya 50 juta dosis (vaksin) yang akan tersedia, jadi kita tidak tahu pasti tentang virus dan seruan untuk stimulus akan terus meningkat."
Emas, pelindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang dan inflasi, telah melonjak 24 persen tahun ini, terutama didorong oleh stimulus pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Jika Anda merasa hidup yang terbaik dari semua dunia, maka Anda tidak membutuhkan emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
“Namun, penilaian ini tampaknya terlalu dini. Dan kami sering melihat di masa lalu bahwa dengan harga di bawah 1.900 dolar AS, minat beli akan masuk ke pasar - kami berharap hal itu akan terjadi lagi kali ini. ”
Kenaikan dolar AS serta indeks pasar saham sebagai tanggapan terhadap berita vaksin, semakin mengurangi daya tarik emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 1,961 dolar AS atau 7,64 persen menjadi ditutup pada 23,701 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 32 dolar AS atau 3,56 persen menjadi ditutup pada 867,4 dolar AS per ounce. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020