Para santri dari Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang hendak masuk pesantren di gelombang ketiga ini diwajibkan mengikuti swab test atau tes usap sebagai upaya pencegahan COVID-19.
"Sebanyak 1.396 orang santri diundang kembali ke pondok selama sepekan ke depan. Mereka datang secara bergelombang, sesuai jadwal yang telah disiapkan oleh pengurus," kata Ketua Gugus Tugas Pesantren Tangguh Tebuireng Jombang Ustadz Lukman Hakim di Jombang, Sabtu.
Ia mengungkapkan di gelombang ketiga ini mayoritas yang datang adalah santri kelas tengah (VIII SMP/MTs dan XI SMA/MA). Untuk hari pertama dikhususkan 248 orang santri dari Jombang, Mojokerto, Kediri, Sidoarjo, dan Surabaya.
"Berikutnya menyusul Madura dan daerah lain sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pengurus," kata dia.
Ia juga menambahkan kebijakan Pesantren Tebuireng Jombang saat menerima kedatangan para santri berbeda dengan dua gelombang sebelumnya yang hanya diminta melampirkan hasil tes cepat.
Santri Tebuireng Jombang yang masuk dalam gelombang ketiga tersebut diwajibkan untuk mengikuti swab test saat kedatangan.
"Dengan demikian, kami berharap santri yang datang benar-benar terbebas dari COVID-19," kata pria asal Banten ini.
Ia menambahkan dengan mengikuti swab test tersebut, para santri tidak perlu lagi mengikuti karantina selama 14 hari seperti sebelumnya. Jika hasil swab test negatif, santri akan langsung dipersilakan memasuki asrama.
Dalam tes tersebut, diperlukan waktu sekitar lima jam untuk mengetahuinya. Selama itu, santri harus menunggu di ruangan khusus yang telah disiapkan.
"Diperkirakan perlu waktu sekitar lima jam untuk mengetahui hasil swab test. Selama masa tunggu, santri menempati ruang transit di kampus Universitas Hasyim Asy'ari," kata Ustadz Lukman.
Proses swab test tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang. Sebelum pengambilan sampel, santri harus melalui tahapan penapisan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dari Pusat Kesehatan Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Mereka ditanya tentang riwayat perjalanan selama dua pekan terakhir dan diuji kemampuan indra penciumannya.
Mereka juga tetap menerapkan protokol kesehatan di area pesantren, masuk lokasi itu dengan mencuci tangan memakai sabun, mengenakan masker, serta membersihkan tangan dengan cairan pembersih tangan.
Pihak pesantren juga memastikan kesehatan santri menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan di dalam pesantren dan gugus tugas.
Mewakili keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Ustadz Lukman juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan pendampingan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dan Provinsi Jawa Timur selama ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Sebanyak 1.396 orang santri diundang kembali ke pondok selama sepekan ke depan. Mereka datang secara bergelombang, sesuai jadwal yang telah disiapkan oleh pengurus," kata Ketua Gugus Tugas Pesantren Tangguh Tebuireng Jombang Ustadz Lukman Hakim di Jombang, Sabtu.
Ia mengungkapkan di gelombang ketiga ini mayoritas yang datang adalah santri kelas tengah (VIII SMP/MTs dan XI SMA/MA). Untuk hari pertama dikhususkan 248 orang santri dari Jombang, Mojokerto, Kediri, Sidoarjo, dan Surabaya.
"Berikutnya menyusul Madura dan daerah lain sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh pengurus," kata dia.
Ia juga menambahkan kebijakan Pesantren Tebuireng Jombang saat menerima kedatangan para santri berbeda dengan dua gelombang sebelumnya yang hanya diminta melampirkan hasil tes cepat.
Santri Tebuireng Jombang yang masuk dalam gelombang ketiga tersebut diwajibkan untuk mengikuti swab test saat kedatangan.
"Dengan demikian, kami berharap santri yang datang benar-benar terbebas dari COVID-19," kata pria asal Banten ini.
Ia menambahkan dengan mengikuti swab test tersebut, para santri tidak perlu lagi mengikuti karantina selama 14 hari seperti sebelumnya. Jika hasil swab test negatif, santri akan langsung dipersilakan memasuki asrama.
Dalam tes tersebut, diperlukan waktu sekitar lima jam untuk mengetahuinya. Selama itu, santri harus menunggu di ruangan khusus yang telah disiapkan.
"Diperkirakan perlu waktu sekitar lima jam untuk mengetahui hasil swab test. Selama masa tunggu, santri menempati ruang transit di kampus Universitas Hasyim Asy'ari," kata Ustadz Lukman.
Proses swab test tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Rumah Sakit Unipdu Medika Jombang. Sebelum pengambilan sampel, santri harus melalui tahapan penapisan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dari Pusat Kesehatan Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Mereka ditanya tentang riwayat perjalanan selama dua pekan terakhir dan diuji kemampuan indra penciumannya.
Mereka juga tetap menerapkan protokol kesehatan di area pesantren, masuk lokasi itu dengan mencuci tangan memakai sabun, mengenakan masker, serta membersihkan tangan dengan cairan pembersih tangan.
Pihak pesantren juga memastikan kesehatan santri menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan di dalam pesantren dan gugus tugas.
Mewakili keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Ustadz Lukman juga menyampaikan terima kasih atas dukungan dan pendampingan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang dan Provinsi Jawa Timur selama ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020