President Director and CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland mengatakan penetrasi asuransi syariah di Indonesia masih minim, dan berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Juli 2020, tercatat tingkat penetrasinya masih kurang dari 1 persen. 

"Hal inilah yang memicu kami untuk terus mengembangkan dan menyediakan solusi perlindungan Syariah yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia," kata Ryan, dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat.

Ryan mengatakan, untuk membidik segmen Syariah, Manulife Indonesia meluncurkan MiSmart Insurance Solution (MiSSION) Syariah, yakni perlindungan jiwa syariah dengan harga terjangkau mulai dari Rp300 ribu/bulan.

"MISSION Syariah ini menyasar berbagai kalangan nasabah, terutama para milenial yang membutuhkan produk inovatif untuk perlindungan jiwa dan kesehatan yang sesuai dengan prinsip syariah," katanya.

Ia menjelaskan, produk ini  dilengkapi dengan manfaat loyalitas total 750 persen dari kontribusi dasar di tahun pertama Polis, serta dibayarkan di akhir tahun ke-10 dan akhir tahun Polis ke-25.

"Unit Syariah Manulife Indonesia akan terus berinovasi untuk memenuhi harapan nasabah, hal ini menyadari meningkatnya permintaan akan asuransi syariah," katanya.

Terkait masa pandemi, Ryan menyebutkan, bahwa Manulife telah melakukan survei terhadap nasabah asuransi di Indonesia, dan hasilnya sebanyak 72 persen nasabah yang telah memiliki asuransi berencana membeli tambahan polis asuransi dalam 18 bulan ke depan, sisanya sebesar 30 persen masih mempertimbangkan membeli produk asuransi jiwa dan kesehatan di tengah pandemi.

"MiSSION Syariah merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Manulife Indonesia untuk memprioritaskan karyawan, pelanggan, dan komunitas pada tahun 2020. Meski di tengah pandemi, Manulife tetap berkomitmen kuat untuk memenuhi kebutuhan finansial masyarakat Indonesia dan keluarganya," katanya. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020