Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap pelaksanaan "Jatim Fair Virtual 2020" mampu dijadikan terobosan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bertransformasi ke digital.

"Bukan semata-mata karena COVID-19, tapi karena sudah menjadi keharusan di masa seperti sekarang ini," ujarnya di sela Pembukaan Jatim Fair Virtual di Grand City Surabaya, Kamis.

Menurut dia, proses literasi digital terutama untuk pelaku UMKM harus sesegera mungkin dilakukan masif, dan diharapkan para pemangku kepentingan seperti KADIN, Bank Indonesia, OJK, sampai lembaga Perbankan terus mendorong agar mampu melakukan penjualan secara daring.

"Kami butuh dukungan luar biasa dari semua pihak, baik pemerintahan maupun sektor privat untuk terus bersama-sama membangun kolaborasi dan sinergi mendorong pelaku UMKM Jatim masuk dalam e-Commerce maupun melalui marketplace," ucapnya.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menjelaskan, transformasi digital bagi pelaku UMKM menjadi penting karena merupakan basis perekonomian provinsi.

Berdasarkan catatan Pemprov, UKM/IKM memberikan kontribusi terhadap PDRB Jatim pada 2019 sebesar 56,94 persen atau menyumbang Rp1.339,47 triliun dari total PDRB provinsi tahun 2019 yang sebesar Rp2.352,42 triliun.

Pemprov Jatim, kata dia, terus melakukan penguatan kelembagaan, pembiayaan, sumber daya manusia (SDM), produk dan pemasaran untuk mempercepat pemulihan ekonomi bagi para pelaku UMKM.

"Di antaranya dengan menjaga agregat demand perekonomian Jatim, yakni mempertahankan basis konsumsi masyarakat melalui penyaluran program Social Safety Nett, fasilitasi permodalan melalui program DAGULIR, KUR dan CSR/PKBL, Program OPOP (One Pesantren One Product), serta memfasilitasi UMKM untuk mengakses bakat talent yang ada di Millenial Job Center (MJC)," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Jatim Fair Virtual Tahun 2020 sebagai rangkaian Hari Jadi ke-75 Provinsi Jawa Timur berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dikemas dalam bentuk offline atau luring selama tiga hari (22-24 Oktober) dan online atau daring selama lima hari (22-26 Oktober).

Bertema "Transformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi", konsep tahun ini dilaksanakan dengan komposisi 20 persen luring dan 80 persen daring.

Konsep luring ini melalui kegiatan Business to Business (B to B) dan diperuntukkan bagi undangan, yakni para reseller Tokopedia yang terpilih memenuhi syarat kesehatan dan ekonomi.

Sedangkan, konsep daring melalui kegiatan Business to Consumer (B to C) yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, serta dilakukan dua cara, yakni bekerja sama dengan marketplace Tokopedia dan juga laman www.jatimfair.com.

Total diikuti 115 peserta dengan jumlah stan 124 booth yang terdiri dari kabupaten/kota di Jatim, BUMN, BUMD, Swasta serta OPD di lingkungan Pemprov Jatim.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin Elestianto Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, serta disaksikan secara virtual oleh beberapa Konjen serta Bupati/Wali Kota se-provinsi setempat.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020