Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan perlunya antisipasi yang ketat untuk mencegah lonjakan pasien akibat virus corona jenis baru itu saat libur panjang atau cuti bersama.
Presiden sudah menjelaskan tentang kekhawatiran beliau manakala libur panjang ini (jika) tanpa diantisipasi dengan baik, sebagaimana yang telah terjadi pada periode libur panjang yang lalu, terutama pada saat akhir Juli dan minggu ketiga Agustus. Sehingga kasus positif mengalami peningkatan sejak tanggal 1 September sampai dengan, terutama 29 September yang lalu, kata Doni Monardo di Jakarta, Senin, terkait masyarakat Indonesia akan menghadapi cuti bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah pandemi COVID-19.
Ia berbicara mengenai cuti bersama itu dalam jumpa pers setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan topik Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober Tahun 2020 dari Istana Merdeka Jakarta.
Doni mengatakan, saat terjadi lonjakan kasus pada September 2020, dilakukan intervensi yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah dibantu oleh seluruh komponen yang ada di provinsi, kabupaten/kota, TNI/Polri, relawan, dan juga tokoh-tokoh yang ada di daerah, khususnya tokoh agama dan juga tokoh masyarakat.
Hal ini mendorong kasus di sejumlah provinsi mengalami penurunan. Beberapa di antaranya mengalami flat. Walaupun ada 2-3 provinsi yang masih angkanya mengalami peningkatan, katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kekhawatiran itu harus ditekan melalui antisipasi dan mengupayakan agar tidak terjadi penambahan kasus selama libur panjang dan cuti bersama.
Dan kami juga melihat kasus aktif dalam beberapa minggu terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan, katanya.
Kasus aktif pada 20 september 2020 sebanyak 23,6 persen dan pada 18 Oktober 2020 setelah kurang lebih satu bulan dilakukan intervensi turun menjadi 17, 69 persen.
Kemudian juga angka kesembuhan pada 20 September 2020, berada pada posisi 72,5 persen. Kemudian pada 18 oktober 2020 mengalami peningkatan menjadi 78,85 persen.
Dari sisi angka kematian pada 20 September 2020 sebesar 3,9 persen. Pada 18 Oktober 2020 turun menjadi 3,45 persen.
Kerja sama antara pusat dan daerah didukung oleh seluruh komponen tentunya menjadi salah satu cara kerja kita yang paling efektif, katanya.
Doni menyarankan agar masyarakat menghabiskan waktu liburannya dengan aman dan juga nyaman tanpa kerumunan.
Artinya harus betul-betul mematuhi prokotokol kesehatan. Hari libur sebelumnya sejumlah lokasi wisata menjadi ramai, kata Doni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Presiden sudah menjelaskan tentang kekhawatiran beliau manakala libur panjang ini (jika) tanpa diantisipasi dengan baik, sebagaimana yang telah terjadi pada periode libur panjang yang lalu, terutama pada saat akhir Juli dan minggu ketiga Agustus. Sehingga kasus positif mengalami peningkatan sejak tanggal 1 September sampai dengan, terutama 29 September yang lalu, kata Doni Monardo di Jakarta, Senin, terkait masyarakat Indonesia akan menghadapi cuti bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah pandemi COVID-19.
Ia berbicara mengenai cuti bersama itu dalam jumpa pers setelah rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan topik Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober Tahun 2020 dari Istana Merdeka Jakarta.
Doni mengatakan, saat terjadi lonjakan kasus pada September 2020, dilakukan intervensi yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah dibantu oleh seluruh komponen yang ada di provinsi, kabupaten/kota, TNI/Polri, relawan, dan juga tokoh-tokoh yang ada di daerah, khususnya tokoh agama dan juga tokoh masyarakat.
Hal ini mendorong kasus di sejumlah provinsi mengalami penurunan. Beberapa di antaranya mengalami flat. Walaupun ada 2-3 provinsi yang masih angkanya mengalami peningkatan, katanya.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kekhawatiran itu harus ditekan melalui antisipasi dan mengupayakan agar tidak terjadi penambahan kasus selama libur panjang dan cuti bersama.
Dan kami juga melihat kasus aktif dalam beberapa minggu terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan, katanya.
Kasus aktif pada 20 september 2020 sebanyak 23,6 persen dan pada 18 Oktober 2020 setelah kurang lebih satu bulan dilakukan intervensi turun menjadi 17, 69 persen.
Kemudian juga angka kesembuhan pada 20 September 2020, berada pada posisi 72,5 persen. Kemudian pada 18 oktober 2020 mengalami peningkatan menjadi 78,85 persen.
Dari sisi angka kematian pada 20 September 2020 sebesar 3,9 persen. Pada 18 Oktober 2020 turun menjadi 3,45 persen.
Kerja sama antara pusat dan daerah didukung oleh seluruh komponen tentunya menjadi salah satu cara kerja kita yang paling efektif, katanya.
Doni menyarankan agar masyarakat menghabiskan waktu liburannya dengan aman dan juga nyaman tanpa kerumunan.
Artinya harus betul-betul mematuhi prokotokol kesehatan. Hari libur sebelumnya sejumlah lokasi wisata menjadi ramai, kata Doni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020