Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan pesan khusus kepada warga Surabaya pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan lewat kesenian ludruk saat pertunjukan Parade Seni dan Budaya Surabaya yang berlangsung secara virtual di Gedung Balai Budaya, Kota Surabaya, Sabtu (17/10) malam.
"Kemarin malam (17/10), Bu Risma tampil memukau saat main ludruk," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Ahad.
Wali Kota Risma tampil bersama Cak Kartolo, Kirun, Ning Tini (istri Cak Kartolo) beserta seniman lainnya. Risma membawakan peran sebagai sosok Ibu RW dalam cerita ludruk berjudul "Ger-Ger An Yes, Gegeran No".
Menurut dia, Wali Kota Risma tampil dalam pertunjukan ludruk tanpa persiapan khusus. Sebelum tampil, pihaknya hanya memberikan konsep naskah alur cerita.
"Tetapi saya bilang ke beliau, Ibu nanti monggo (silahkan) visualisasi saja. Ibu wali ternyata memang juga aktris, jadi langsung bisa matching," kata Antiek.
Esensi dalam cerita ludruk kali ini memang ada pesan mendalam yang disampaikan ke masyarakat. Wali Kota Risma ketika tampil sebagai sosok Ibu RW, ingin mengajak warganya agar turut serta disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu pula, kata dia, Risma juga mengajak warga agar peduli terhadap sesama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
"Intinya untuk membangun Surabaya itu kita harus tetap menggunakan protokol kesehatan, peduli terhadap lingkungan dan masyarakat untuk tidak berselisih paham atau bertengkar. Bagaimana membangun Surabaya secara guyub, rukun, supaya bisa menjadi Surabaya lebih baik," katanya.
Antiek menambahkan, bahwa pagelaran Parade Seni dan Budaya Surabaya yang digelar secara virtual hingga 10 Desember 2020 nanti, bakal menyuguhkan pertunjukan yang semakin menarik. Tentunya ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan di Kota Pahlawan agar tetap dapat berkarya meski di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, Wali Kota Risma mengaku sempat lupa dengan naskah cerita ludruk. Bahkan, ia sedikit kesulitan ketika harus menghafalkan naskah ludruk yang terbilang panjang itu.
"Naskahnya panjang disuruh hafalkan, lupa saya. Kadang ngomong saja tadi lupa saya," ujarmya.
Meski begitu, penampilan Risma ketika berada di atas panggung bisa dibilang sukses. Walaupun tanpa persiapan yang matang, Risma dapat mengikuti jalannya alur cerita beserta mengimbangi guyonan-guyonan khas ala Cak Kartolo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kemarin malam (17/10), Bu Risma tampil memukau saat main ludruk," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Ahad.
Wali Kota Risma tampil bersama Cak Kartolo, Kirun, Ning Tini (istri Cak Kartolo) beserta seniman lainnya. Risma membawakan peran sebagai sosok Ibu RW dalam cerita ludruk berjudul "Ger-Ger An Yes, Gegeran No".
Menurut dia, Wali Kota Risma tampil dalam pertunjukan ludruk tanpa persiapan khusus. Sebelum tampil, pihaknya hanya memberikan konsep naskah alur cerita.
"Tetapi saya bilang ke beliau, Ibu nanti monggo (silahkan) visualisasi saja. Ibu wali ternyata memang juga aktris, jadi langsung bisa matching," kata Antiek.
Esensi dalam cerita ludruk kali ini memang ada pesan mendalam yang disampaikan ke masyarakat. Wali Kota Risma ketika tampil sebagai sosok Ibu RW, ingin mengajak warganya agar turut serta disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu pula, kata dia, Risma juga mengajak warga agar peduli terhadap sesama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
"Intinya untuk membangun Surabaya itu kita harus tetap menggunakan protokol kesehatan, peduli terhadap lingkungan dan masyarakat untuk tidak berselisih paham atau bertengkar. Bagaimana membangun Surabaya secara guyub, rukun, supaya bisa menjadi Surabaya lebih baik," katanya.
Antiek menambahkan, bahwa pagelaran Parade Seni dan Budaya Surabaya yang digelar secara virtual hingga 10 Desember 2020 nanti, bakal menyuguhkan pertunjukan yang semakin menarik. Tentunya ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan di Kota Pahlawan agar tetap dapat berkarya meski di tengah pandemi COVID-19.
Sementara itu, Wali Kota Risma mengaku sempat lupa dengan naskah cerita ludruk. Bahkan, ia sedikit kesulitan ketika harus menghafalkan naskah ludruk yang terbilang panjang itu.
"Naskahnya panjang disuruh hafalkan, lupa saya. Kadang ngomong saja tadi lupa saya," ujarmya.
Meski begitu, penampilan Risma ketika berada di atas panggung bisa dibilang sukses. Walaupun tanpa persiapan yang matang, Risma dapat mengikuti jalannya alur cerita beserta mengimbangi guyonan-guyonan khas ala Cak Kartolo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020