Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Aisyiyah dan PP Muslimat NU melanjutkan penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang kental manis dan kaitannya dengan gizi buruk.

Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Sabtu, penelitian dilakukan di DKI Jakarta, Kabupaten dan Kota Bekasi, dan Kabupaten Bogor dilaksanakan oleh PP Aisyiyah.

Sedangkan, untuk Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kupang dan Ambon dilaksanakan oleh PP Muslimat NU.

Total, sebanyak 2.060 ibu dengan balita usia dibawah 5 tahun menjadi responden dalam penelitian ini.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, sebelumnya pada 2019, YAICI bersama PP Aisyiyah juga telah melakukan penelitian yang sama dengan melibatkan responden di Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara.

"Hasil penelitian yang dilakukan pada Oktober 2019 tersebut bahwa iklan produk pangan pada media massa, khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian asupan gizi untuk anak," ucapnya.

Ia menyampaikan, sebanyak 37 persen responden beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu, bukan topping, dan 73 persen responden mengetahui informasi susu kental manis sebagai susu dari iklan televisi. 

Sementara, pada 2018, YAICI juga telah melakukan penelitian dengan topik sama yang bekerja sama dengan Yayasan Peduli Negeri dan Universitas Haluoleo untuk di wilayah Kendari dan Stikes Ibnu Sina di Batam.

"Hasilnya pun tak jauh berbeda. Survei yang dilakukan terhadap 400 ibu di Kelurahan Mandonga, Kota Kendari dan 300 ibu di Kelurahan Sagulung Kota, Batam, menunjukkan sebanyak 97 persen ibu di Kendari dan 78 persen ibu di Batam memiliki persepsi bahwa susu kental manis adalah susu yang bisa dikonsumsi layaknya minuman susu untuk anak," katanya.

Selanjutnya, hasil penelitian menjadi materi yang disampaikan kepada pemerintah, baik DPR, BPOM, Kementerian Kesehatan serta produsen agar ikut serta bertanggung jawab mengedukasi masyarakat.

"Hasil survei yang kami lakukan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak terkait terutama BPOM untuk dapat meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan aturan mengenai label dan promosi kental manis oleh produsen," tuturnya.

Selain menempuh melakukan penelitian di beberapa wilayah, YAICI bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah juga rutin melakukan edukasi untuk kader dan masyarakat.

Hingga pertengahan 2020, sebanyak 5.000 kader PP Muslimat NU, PP Aisyiyah dan masyarakat umum telah terpapar edukasi mengenai fakta dan penggunaan kental manis yang aman dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020