Sebanyak 36 elemen relawan di Sidoarjo yang sebelumnya turut memenangkan Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim 2018, kini menyatakan dukungannya untuk pasangan Bacabup Kelana Aprilianto-Dwi Astuti di Pilkada Sidoarjo 2020.
 
"Pertama, kami silaturahim, dan kedua mempersatukan persepsi dengan elemen yang lain. Kami mewakili perempuan Sidoarjo, Insya Allah akan memenangkan Kelana-Astuti," kata Kholisoh saat bergabung dengan elemen relawan lainnya dalam rapat koordinasi di Waru, Sidoarjo, Selasa malam.
 
Soal alasan memilih Kelana-Astuti, Kholisoh menilai pasangan ini merupakan warga Nahdlatul Ulama (NU) asli, dan rekam jejak serta kapasitas, maupun kapabilitasnya tak diragukan lagi.
 
"Mbak Dwi seorang yang pintar, dia sarjana S3 dan itu layak kami dukung. Begitu juga Bapak Kelana, beliau adalah penasihat RMI (Rabithah Maahid Islamiyah) PWNU Jatim yang notabene adalah NU asli," kata Kholisoh.
 
Kholisoh yakin pasangan yang didukungnya akan memenangkan Pilbup Sidoarjo 2020, meski harus menghadapi pasangan dari PKB yang notabene pemilik suara terbanyak, 16 kursi di DPRD Sidoarjo.
 
"Seperti (mendukung) Bu Khofifah kemarin, jadi kami lebih melihat pada figur, bukan partai. Figur Pak Kelana-Mbak Dwi Astutik yang kami anggap memang paling pas untuk memimpin Sidoarjo," katanya.
 
Sementara Ketua Tim Pemenangan Kelana-Astuti, Haji Masnuh menuturkan, dalam rapat koordinasi ini sudah ada 36 elemen relawan yang bergabung, termasuk kelompok perempuan.
 
"Hari ini bisa kita simpulkan para elemen relawan sudah menjadi satu 'kiblat' dan satu komando. Tadi kita juga mendapat dukungan penuh dari ibu-ibu, kelompok hijau (NU)," kata Masnuh.
 
Meski sudah tergabung puluhan elemen relawan, Masnuh tetap akan merangkul semua pihak.
 
"Semua kita ajak bareng-bareng. Kita punya prinsip dan tekad, Pak Kelana harus sampai duduk di kursi bupati," katanya.
 
Di sisi lain, Bakal Calon Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor), menyiapkan program insentif plus untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas keilmuan bagi guru mengaji di kampung-kampung, Madin, serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).
 
"Selain itu, insentif plus juga disiapkan untuk guru keagamaan lainnya dari lintas agama. Insentif plus, artinya bukan hanya insentif, tapi juga ada fasilitas penunjang, seperti BPJS, beasiswa untuk para guru ngaji, hingga bantuan sarana-prasarana pembelajaran," katanya di Sidoarjo. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020