Dolar AS tergelincir terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi), di tengah serangkaian data Amerika Serikat yang umumnya lemah dan ketidakpastian tentang prospek ekonomi, mendukung kekhawatiran Federal Reserve (Fed) tentang kecepatan pemulihan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir turun 0,2 persen pada 92,956, setelah naik ke level tertinggi satu minggu di 93,614 di awal sesi, tetapi terakhir jatuh karena selera risiko kembali meningkat.

Dolar anjlok ke level terendah tujuh minggu terhadap mata uang safe-haven yen Jepang.

Unit Jepang juga naik ke level tertinggi sejak akhir Juli terhadap euro, tetapi keluar dari puncaknya setelah mata uang tunggal zona euro membalikkan kenaikan terhadap dolar. Pergerakan euro terhadap greenback cenderung meluas ke pasangan mata uang euro lainnya.

Kumpulan data ekonomi AS pada Kamis (17/9/2020) menambah kesuraman dalam sentimen risiko. Klaim pengangguran AS tetap tinggi di 860.000, sementara pembangunan perumahan dan indeks bisnis Philadelphia Fed turun.

“Prospek ekonomi sangat tidak pasti - kami akan memiliki berita atau peristiwa yang mengatakan akan ada vaksin pada Oktober dan berikutnya akan ada vaksin pada akhir 2021,” kata Direktur Pelaksana Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ron Simpson, di Tampa, Florida.

"Beberapa angka ekonomi bagus, beberapa tidak begitu bagus, dan prospek berubah setiap hari."

Analis mengatakan data ekonomi membenarkan kebijakan moneter sangat longgar Fed.

The Fed berjanji pada Rabu (16/9/2020) untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol sampai pasar tenaga kerja mencapai "lapangan kerja maksimum" dan inflasi berada di jalur untuk "secara moderat melebihi" target dua persen, dengan sebagian besar pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga ditahan hingga setidaknya 2023.

Dalam perdagangan sore, dolar turun 0,3 persen terhadap yen menjadi 104,69 yen, setelah meluncur ke level terendah tujuh minggu di 104,52.

Euro datar, sedikit melemah terhadap yen di 123,93 yen. Sebelumnya, euro menyentuh level terendah 123,33 yen, terlemah sejak akhir Juli.

Dengan Fed fokus pada menjaga suku bunga AS pada rekor terendah saat ini sampai lapangan kerja dan inflasi mencapai targetnya, beberapa ahli strategi mengatakan penguatan dolar kemungkinan bersifat sementara.

"Kami sedang melihat skenario di mana kenaikan suku bunga berikutnya di Amerika Serikat bisa terjadi pada 2024," kata Kepala Strategi Valas Amerika Utara CIBC Capital Markets, Bipan Rai, di Toronto. “Itu akan membuat dolar AS di bawah tekanan untuk waktu yang lama."

Sterling sedikit lebih rendah pada 1,2960 dolar, menyusul kerugian tajam setelah bank sentral Inggris, Bank of England, mengatakan telah diberi pengarahan tentang bagaimana suku bunga negatif dapat diterapkan secara efektif, jika diperlukan. (*)
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020