Diplomat senior Kementerian Luar Negeri menyerap strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, karena industri pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu berkembang pesat.

"Bagi kami, Banyuwangi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang begitu pesat perkembangannya. Banyak hal positif yang bisa kami pelajari, salah satunya di sektor pariwisata," kata Direktur Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) June Kuncoro Hadiningrat dalam seminar daring, Kamis.

Pengembangan pariwisata Banyuwangi yang begitu pesat, lanjut dia, sehingga menginspirasi untuk mengajak para diplomat senior dalam kegiatan Diklat Fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri untuk mendengar langsung praktik baik dari Bupati Banyuwangi.

Menurut June, para diplomat ini perlu mendapat "ilmu" tentang pemasaran daerah dari Bupati Banyuwangi, dan sebagai bekal bagi diplomat untuk bagaimana memasarkan Indonesia ke negara tempatnya bertugas nanti.

"Kami berharap, inspirasi dari Banyuwangi bisa menambah pengetahuan dan melengkapi pemahanan mereka untuk melakukan promosi, mendorong kerja sama negara dan pengembangan SDM untuk kepentingan Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengaku memanfaatkan forum ini untuk mempromosikan Banyuwangi kepada diplomat yang bertugas ke luar negeri.

"Terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah berkenan mengundang Banyuwangi untuk mengikuti forum ini. Momen ini kami manfaatkan untuk mengakselerasi kemajuan tourism, trade dan investement daerah, khususnya pariwisata," katanya.

Azwar Anas menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki bentang alam yang luar biasa, mulai pantai, gunung dan lansekap yang menarik serta tradisi seni dan budayanya juga sangat kuat.

Oleh karena itu, Azwar Anas meminta dukungan kepada Kemenlu melalui para diplomat untuk turut mempromosikan bahwa Banyuwangi memiliki pantai dengan ombak terbaik untuk selancar, yaitu Pantai Plengkung.

Katanya, Banyuwangi terus berbenah melalui peningkatan infrastruktur dan amenitas, dan selain menambah rute di Bandara Banyuwangi yang merupakan bandara hijau pertama di Indonesia, hotel-hotel berbintang terus tumbuh.

"Masyarakat harus menikmati kue pariwisata tersebut. Kami proteksi pasar. Tidak boleh investor membangun hotel di bawah bintang tiga. Sehingga rakyat dengan modal kecil, bisa turut mengembangkan homestay untuk wisatawan," tuturnya.

Di masa adaptasi kebiasaan baru, Anas menambahkan, Banyuwangi menyusun skema protokol kesehatan dan menerapkannya secara ketat di sejumlah destinasi wisata. Banyuwangi juga melakukan sertifikasi protokol kesehatan COVID-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay, dan kafe serta restoran hingga warung-warung rakyat.

Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli Dinas Kesehatan diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism.

"Sertifikasi serupa juga kami lakukan kepada para pemandu wisata. Hal ini untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bersama," kata Bupati Anas.

Seminar daring diikuti para peserta Diklat Fungsional Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri angkatan ke-65. Peserta diplomat yang ikut merupakan pejabat-pejabat terbaik yang telah bekerja di Kemenlu selama kurang lebih 15 tahun.

Para peserta diklat juga pernah bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) maupun Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) minimal pada tiga negara yang berbeda. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020