Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat ada dua pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati yang secara resmi mendaftar pada hari terakhir tahapan pendaftaran calon kepala daerah pada Minggu, 6 September 2020.

Dengan demikian, kontestasi Pilkada Kabupaten Situbondo kali ini hanya ada dua pasangan bakal calon yang akan bertarung merebut simpati rakyat untuk memenangi pesta demokrasi pada 9 Desember 2020.

Kedua pasangan bakal calon yang resmi mendaftar ke KPU Situbondo, yakni dari petahana Yoyok Mulyadi-Abu Bakar Abdi (Mulya-Abadi) dan pasangan bakal calon dari "penantang" Karna Suswandi-Nyai Hj Khoirani (Karunia).

Dua pasangan bakal calon bupati dan bakal calon bupati Situbondo ini sama-sama diusung partai politik religius dan nasionalis.

Karna-Khoirani diusung delapan partai politik parlemen maupun non-parlemen. Empat partai politik parlemen pengusung Karna-Khoirani, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat dan Partai  Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra. Sedangkan parpol pengusung dari non-parlemen, yakni PBB, Perindo, PSI dan PAN.

Sementara pasangan bakal cabup-bacawabup Mulya-Abadi (Yoyok Mulyadi dan Abu Bakar Abdi) diusung empat partai politik parlemen, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, PKS dan Partai Hanura, serta parpol non-parlemen Nasdem.

Pertarungan dalam kontestasi pilkada di Situbondo kali ini, yang hanya ada dua pasangan bakal calon bupati dan calon wakil bupati (head to head), menjadi seimbang dan menarik karena masing-masing pasangan bakal calon didukung parpol religius dan nasionalis.

Apakah pasangan calon dari petahana Mulya-Abadi akan tumbang karena kubu lawan Karna-Khoirani (Karunia) menguasai kursi di DPRD Situbondo?

Dilihat dari kalkulasi politik, pasangan Karna-Khoirani dengan jargon "Perubahan" itu diusung empat parpol dari parlemen. Dari 45 kursi di DPRD Kabupaten Situbondo, sebanyak 24 kursi dikuasai koalisi partai "Karunia", masing-masing PPP sembilan kursi, Partai Gerindra enam kursi, Partai Demokrat lima kursi, dan PDI Perjuangan empat kursi.

Sedangkan pasangan petahana Yoyok Mulyadi-Abu Bakar Abdi diusung empat parpol parlemen, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 13 kursi, Partai Golkar lima kursi, PKS dua kursi dan Partai Hanura satu kursi, dengan total 21 kursi.
Bakal calon bupati Situbondo Karna Suswandi menaiki kereta kencana dan menyapa warga sepanjang perjalanan ke KPU Kabupaten Situbondo, Minggu (6/9/2020). (ANTARA Jatim/Novi H)

Setelah resmi mendaftarkan pasangan Karna-Khoirani ke KPU pada Minggu (6/9), delapan parpol yang tergabung dalam koalisi Karunia mulai menyalakan mesin politiknya.

Tak hanya di tingkatan kabupaten atau DPC, kekuatan koalisi partai pengusung pasangan Karna-Khoirani itu juga langsung terbangun hingga ke tingkatan paling bawah atau ranting.

Bahkan, kekuatan bersama itu telah resmi tertuang dalam penyusunan tim pemenangan pasangan Karna-Khoirani, di antaranya dengan memasukkan perwakilan seluruh koalisi parpol ke dalam tim pemenangan.

Mereka pun bersepakat untuk melakukan ikhtiar bersama dalam perjuangan memenangkan pasangan Karna Suswandi-Khoirani.

"Semua elemen partai koalisi sudah masuk jajaran strategis dalam tim pemenangan. Kami semua berkomitmen untuk all out dalam ikhtiar ini," kata Ketua DPC PPP Situbondo Zeiniye.

Zeiniye optimistis delapan parpol koalisi Karunia baik parlemen dan non-parlemen dapat memenangkan kontestasi Pilkada Situbondo 2020. Optimistis itu salah satunya didasarkan pada jumlah kursi parlemen yang dikuasai pasangan Karna-Khoirani.

Jumlah kursi di parlemen sebenarnya tak bisa menjadi jaminan, karena perolehan suara pemilihan legislatif tidak selalu tegak lurus dengan perolehan suara pilkada mendatang.

Akan tetapi, setidaknya dapat menjadi cambuk agar semua elemen yang ada lebih bersemangat menggalang suara untuk memenangi Pilkada Situbondo, baik elemen koalisi partai, simpatisan, maupun barisan pendukung.

Ketua DPC Gerindra Situbondo Jaenur Rido menyampaikan bahwa koalisi partai Karunia optimistis bisa mendominasi perolehan suara untuk pasangan Karna-Khoirani. Apalagi, kekuatan empat parpol itu juga didukung oleh kekuatan empat parpol non-parlemen.

"Selain dukungan parpol, kami juga memiliki kekuatan simpatisan, relawan dan pendukung pasangan Karunia. Kami makin optimistis bisa menang," kata Wakil Ketua DPRD Situbondo itu.

Ketua DPC PKB Situbondo Ali Yafie Mughni yang mengusung pasangan petahana Mulya-Abadi juga optimistis memenangi pemilihan bupati dan wakil bupati Situbondo, meskipun hanya menguasai 21 kursi parlemen.

"Kami tetap optimistis menang. Yang jelas, kami bersama teman-teman koalisi (partai koalisi) berkomitmen memenangkan simpati masyarakat Situbondo," kata Ra Yafie.

Senada juga disampaikan oleh Ketua DPD Partai Golkar Situbondo Rahmad. Menurut dia, tidak ada jaminan menguasai kursi parlemen bisa memenangi pilkada.

"Pileg itu tidak mungkin tegak lurus dengan pilkada. Karena momennya berbeda, pilkada lebih kepada kapasitas calon dan calon yang kami usung kapasitasnya sudah teruji serta mumpuni dan lengkap pengalamannya di birokrasi. Makanya, kami optimistis menang meski dengan 21 kursi di DPRD," ujarnya.

Pengamat politik asal Situbondo Eko Kintoko berpendapat bahwa jumlah parpol pendukung dan jumlah kursi parlemen tidak bisa menjadi indikasi perolehan suara pada kontestasi pilkada. Figur calon justru menjadi daya tarik pemilih, selain program yang ditawarkan.

Pasangan petahana Yoyok Mulyadi-Abu Bakar Abdi sama-sama berlatar birokrat. Yoyok Mulyadi merupakan Wakil Bupati Situbondo periode 2015 hingga sekarang, yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas PUPR.

Sedangkan Abu Bakar Abdi adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Situbondo.

Adapun pasangan Karna Suswandi-Khoirani lebih kombinasi. Karna Suswandi berlatar birokrat (mantan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lumajang) dan pendampingnya Nyai Hj Khoirani adalah mantan anggota DPRD Situbondo.

"Akan tetapi, legitimasi menurut kalkulasi politik memang dominan karena pilkada ini memilih figur. Memang rekomendasi partai itu signifikan terhadap pasangan calon, namun hasil akhirnya kembali kepada figur," kata Eko Kintoko, anggota KPU Kabupaten Situbondo periode 2003-2008 itu.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020