Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melaporkan 12 orang pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh, enam orang di antaranya adalah santri di salah satu pondok pesantren sehingga total santri sembuh sebanyak 10 orang.

"Alhamdulillah, santri sembuh dari COVID-19 terus bertambah, hingga sekarang mencapai 10 orang santri. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan masa isolasi santri yang sudah terpenuhi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono di Banyuwangi, Kamis.

Ia optimistis angka santri sembuh akan terus bertambah banyak karena santri-santri di pondok pesantren itu memang tergolong orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan.

Selain itu, lanjutnya, usianya yang rata-rata masih muda sehingga daya tahan tubuhnya juga masih bagus atau fit. Dan jika masa isolasi selesai, nantinya diperiksa kondisinya baik dan tidak bergejala, maka dapat dinyatakan sembuh.

"Kami juga masih terus fokus pada penanganan di pondok pesantren yang dalam masa karantina ini," tuturnya.

Rio (sapaan akrabnya), juga melaporkan pada hari ini pula ada penambahan 15 kasus baru, sembilan kasus di antaranya merupakan orang sebelumnya adalah pasien suspek yang hasil tes usapnya dinyatakan positif.

"Lalu ada enam karyawan yang bekerja di satu kantor. Mereka yang terpapar COVID-19 sudah melakukan isolasi, dan kontak erat mereka juga sudah kami lakukan penelusuran," katanya.

Hingga hari ini, jumlah pasien COVID-19 di Banyuwangi tercatat 830 orang, 103 pasien dinyatakan sembuh, 13 pasien meninggal dunia dan masih dalam perawatan 714 orang.

Rio kembali mengingatkan warga untuk terus patuh dan disiplin pada upaya pengendalian COVID-19, dengan memakai masker dan banyak cuci tangan serta menjaga jarak dengan orang lain.

"Terlepas dari klaster pondok pesantren, beberapa minggu terakhir ini terlihat peningkatan jumlah kasus COVID-19. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah," ujarnya.

Menurut Rio, kondisi ini menunjukkan upaya pengendalian penularan pandemi virus corona belum konsisten, dan bahkan ia menyebut pengendalian COVID-19 bukan hanya jadi tugas pemerintah, tapi juga masyarakat.

"Artinya kita belum sepenuhnya berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten. Ini jadi tugas kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi juga seluruh warga masyarakat agar betul-betul patuh menerapkan kedisiplinan, protokol kesehatan baik individu maupun masyarakat secara kolektif," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020