Sebanyak delapan desa yang tersebar di tiga kecamatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai kesulitan air bersih sebagai dampak kemarau yang terjadi selama tiga bulan terakhir.

Kepala Pelaksana BPBD Tulungagyung Suroto mengatakan desa-desa yang terdampak kekeringan dan telah mengajukan permohonan bantuan air bersih tersebar di daerah pedalaman Kecamatan Tanggunggunung, Kalidawir, dan Rejotangan.

"Sampai hari ini yang sudah mengajukan permohonan bantuan (air bersih) ada delapan desa, termasuk Desa Winong di Kecamatan Kalidawir yang suratnya baru masuk," kata Suroto.

Tujuh desa lain yang mengalami krisis air bersih dan telah mendapat pasokan dari BPBD Tulungagung adalah Desa Pakisrejo dan Tenggarejo (Kecamatan Tanggunung), Desa Rejosari, Kalibatur, Banyuurip dan Karangtalun (Kecamatan Kalidawir), serta Desa Rejotangan (Kecamatan Rejotangan).

Truk-truk tangki milik BPBD Tulungagung yang telah diisi air dari PDAM setempat rutin mengirim pasokan air ke desa-desa yang membutuhkan.

"Dua dua truk tangki milik BPBD dengan kapasitas 5.000 liter yang terus dioperasionalkan memenuhi kebutuhan air bersih warga," ujarnya.

Namun, karena keterbatasan armada, pengiriman air bersih harus digilir per desa per hari.

"Tangki dengan volume 5.000 liter ini rata-rata cukup untuk kebutuhan keluarga selama dua pekan, dengan lima orang anggota keluarga," katanya.

Di luar bantuan BPBD, warga biasanya harus membeli air bersih dengan harga Rp200 ribu per tangki.

Desa-desa yang terdampak kekeringan diperkirakan juga bakal terus bertambah/meluas sebab jika mengacu data kekeringan dari tahun ke tahun, di wilayah Tulungagung sedikitnya ada enam kecamatan yang sejumlah desanya menjadi langganan kekeringan.

Daerah-daerah rawan kekeringan tersebut rata-rata berada di wilayah pedalaman dengan topografi daerah dataran tinggi yang kering, seperti di Kecamatan Tanggunggunung, Pucanglaban, Rejotangan, Kalidawir, Besuki, dan Pagerwojo.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020