Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat lonjakan 346 kasus baru terkonfirmasi positif virus corona sehingga total keseluruhan pasien kini mencapai 687 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan bahwa pada Sabtu, 29 Agustus 2020 terjadi penambahan pasien konfirmasi COVID-19 sebanyak 346 kasus, rinciannya 340 dari santri pondok pesantren, empat pasien suspek yang hasil tes usap positif dan dua kasus orang tanpa gejala.
"Santri memang mendominasi kasus baru selama satu pekan terakhir. Namun penanganan sudah kami lakukan bersama sejak awal. Kami berharap dengan penanganan yang komprehensif dari banyak pihak ini, penularan virus corona di sana (pesantren) bisa ditekan," katanya di Banyuwangi, Sabtu malam.
Untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di salah satu pondok pesantren Banyuwangi, lanjut dia, semua tim telah bergerak cepat. Usai menggelar pertemuan dengan pengurus pondok pesantren pada Jumat (28/8) malam, Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 mematangkan skenario karantina kawasan pondok pesantren.
"Tim gabungan sudah mulai terjun ke lapangan. Memetakan kawasan pondok, membuat alur keluar masuk santri, dan melakukan pengecekan sarana serta prasarana apa yang dibutuhkan oleh pondok pesantren," kata Rio, sapaan akrabnya.
Katanya, dari hasil pertemuan tersebut telah disepakati bahwa akan dilakukan karantina kawasan pondok pesantren. Pemetaan yang dilakukan saat ini untuk menentukan area-area dalam pondok yang digunakan untuk penanganan para santri.
"Nantinya, semua tidak boleh seenaknya keluar masuk pondok, di screening ketat. Arus keluar masuk juga dibedakan, makanan juga akan disupervisi oleh petugas khusus untuk meningkatkan daya tahan tubuh para santri. Semua memang harus dilakukan dengan ketat dan disiplin, karena ini bagian dari ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran di sana (ponpes)," paparnya.
Di kawasan pondok pesantren, lanjut dia, juga akan dilengkapi sarana dan perasarana serta peralatan penunjang selama penanganan. Misalnya, pembukaan dapur umum selama masa karantina oleh Dinas Sosial dan BPBD Banyuwangi, penambahan petugas kesehatan khusus yang akan berdinas di pondok pesantren selama masa karantina.
"Tak ketinggalan Dinas PU Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas PU Pengairan juga akan turun. Selain menambah puluhan toilet portabel di sana, juga akan memperbaiki sanitasi dan aliran air yang akan disupervisi oleh tim gabungan dari Kemenkes," ujarnya.
Sementara itu, Bupati abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan seluruh pihak untuk mempercepat penghentian penularan COVID-19 di pondok pesantren. Pemkab bersama tim gabungan menyatakan siap berbagi peran dengan pondok untuk penanganannya.
"Dalam pertemuan dengan pengurus pondok sudah diidentifikasi siapa melakukan apa," kata Anas.
Bupati Anas kembali menegaskan komitmennya untuk membantu penanganan di pondok pesantren tersebut, dan ia juga telah berkoordinasi dengan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 nasional dan Gubernur Jawa Timur terkait penanganan di pondok pesantren.
"Terima kasih kepada Pak Menkes, Pak Doni Monardo dan Ibu Khofifah yang terus memantau perkembangan COVID-19 di pondok pesantren. Kami yakin bahwa sinergis yang baik antara pemkab, pengurus ponpes, dengan Kemenkes, TNI/Polri, KKP Probolinggo, Dinkes Jatim dan semua elemen masyarakat yang mendukung akan bisa memutus penularan virus corona di ponpes dengan cepat," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan bahwa pada Sabtu, 29 Agustus 2020 terjadi penambahan pasien konfirmasi COVID-19 sebanyak 346 kasus, rinciannya 340 dari santri pondok pesantren, empat pasien suspek yang hasil tes usap positif dan dua kasus orang tanpa gejala.
"Santri memang mendominasi kasus baru selama satu pekan terakhir. Namun penanganan sudah kami lakukan bersama sejak awal. Kami berharap dengan penanganan yang komprehensif dari banyak pihak ini, penularan virus corona di sana (pesantren) bisa ditekan," katanya di Banyuwangi, Sabtu malam.
Untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 di salah satu pondok pesantren Banyuwangi, lanjut dia, semua tim telah bergerak cepat. Usai menggelar pertemuan dengan pengurus pondok pesantren pada Jumat (28/8) malam, Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 mematangkan skenario karantina kawasan pondok pesantren.
"Tim gabungan sudah mulai terjun ke lapangan. Memetakan kawasan pondok, membuat alur keluar masuk santri, dan melakukan pengecekan sarana serta prasarana apa yang dibutuhkan oleh pondok pesantren," kata Rio, sapaan akrabnya.
Katanya, dari hasil pertemuan tersebut telah disepakati bahwa akan dilakukan karantina kawasan pondok pesantren. Pemetaan yang dilakukan saat ini untuk menentukan area-area dalam pondok yang digunakan untuk penanganan para santri.
"Nantinya, semua tidak boleh seenaknya keluar masuk pondok, di screening ketat. Arus keluar masuk juga dibedakan, makanan juga akan disupervisi oleh petugas khusus untuk meningkatkan daya tahan tubuh para santri. Semua memang harus dilakukan dengan ketat dan disiplin, karena ini bagian dari ikhtiar untuk memutus mata rantai penyebaran di sana (ponpes)," paparnya.
Di kawasan pondok pesantren, lanjut dia, juga akan dilengkapi sarana dan perasarana serta peralatan penunjang selama penanganan. Misalnya, pembukaan dapur umum selama masa karantina oleh Dinas Sosial dan BPBD Banyuwangi, penambahan petugas kesehatan khusus yang akan berdinas di pondok pesantren selama masa karantina.
"Tak ketinggalan Dinas PU Cipta Karya, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas PU Pengairan juga akan turun. Selain menambah puluhan toilet portabel di sana, juga akan memperbaiki sanitasi dan aliran air yang akan disupervisi oleh tim gabungan dari Kemenkes," ujarnya.
Sementara itu, Bupati abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan seluruh pihak untuk mempercepat penghentian penularan COVID-19 di pondok pesantren. Pemkab bersama tim gabungan menyatakan siap berbagi peran dengan pondok untuk penanganannya.
"Dalam pertemuan dengan pengurus pondok sudah diidentifikasi siapa melakukan apa," kata Anas.
Bupati Anas kembali menegaskan komitmennya untuk membantu penanganan di pondok pesantren tersebut, dan ia juga telah berkoordinasi dengan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 nasional dan Gubernur Jawa Timur terkait penanganan di pondok pesantren.
"Terima kasih kepada Pak Menkes, Pak Doni Monardo dan Ibu Khofifah yang terus memantau perkembangan COVID-19 di pondok pesantren. Kami yakin bahwa sinergis yang baik antara pemkab, pengurus ponpes, dengan Kemenkes, TNI/Polri, KKP Probolinggo, Dinkes Jatim dan semua elemen masyarakat yang mendukung akan bisa memutus penularan virus corona di ponpes dengan cepat," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020