Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya melacak 21 orang karyawan Lumbung Pangan Jatim yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Kamis, mengaku sudah mengetahui informasi bahwa ada 21 karyawan Lumpung Pangan Jatim yang positif COVID-19.
"Kami akan tindak lanjuti dengan melacak di Lumbung Pangan Jatim," kata Irvan.
Menurut dia, pelacakan akan dilakukan bagi karyawan yang tercatat sebagai warga Kota Surabaya. Sedangkan bagi karyawan yang bukan warga Surabaya akan dikoordinasikan dengan satuan tugas asal karyawan tersebut.
"Kalau warga Surabaya, kami yang akan melakukan pelacakan, tapi yang bukan warga Surabaya, nanti akan kami surati daerah asal karyawan tersebut supaya dilacak pula," katanya.
Bagi dia, pelacakan ini sangat penting untuk mencegah penularan virus. Bahkan, ia mengaku tidak menutup kemungkinan nantinya karyawan yang berasal dari Surabaya itu, akan diperlakukan seperti warga yang positif COVID-19.
"Mereka akan dites usap dulu, jika positif dan menunjukkan gejala, akan langsung kami larikan ke rumah sakit yang menangani COVID-19. Sedangkan jika positif tapi tidak menunjukkan gejala, nanti akan kami isolasi di Asrama Haji," ujarnya.
Oleh karena itu, Irvan mengimbau kepada seluruh warga yang beraktivitas di Kota Surabaya, terutama warga Kota Surabaya, untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab, sampai saat ini pandemi COVID-19 belum selesai sepenuhnya di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya.
"Ini pandeminya belum selesai, jadi tolong tetap menjaga protokol kesehatan, jangan lupa selalu patuh menggunakan masker dan sering cuci tangan. Jadi, ayo biasakan yang tidak biasa," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Kamis, mengaku sudah mengetahui informasi bahwa ada 21 karyawan Lumpung Pangan Jatim yang positif COVID-19.
"Kami akan tindak lanjuti dengan melacak di Lumbung Pangan Jatim," kata Irvan.
Menurut dia, pelacakan akan dilakukan bagi karyawan yang tercatat sebagai warga Kota Surabaya. Sedangkan bagi karyawan yang bukan warga Surabaya akan dikoordinasikan dengan satuan tugas asal karyawan tersebut.
"Kalau warga Surabaya, kami yang akan melakukan pelacakan, tapi yang bukan warga Surabaya, nanti akan kami surati daerah asal karyawan tersebut supaya dilacak pula," katanya.
Bagi dia, pelacakan ini sangat penting untuk mencegah penularan virus. Bahkan, ia mengaku tidak menutup kemungkinan nantinya karyawan yang berasal dari Surabaya itu, akan diperlakukan seperti warga yang positif COVID-19.
"Mereka akan dites usap dulu, jika positif dan menunjukkan gejala, akan langsung kami larikan ke rumah sakit yang menangani COVID-19. Sedangkan jika positif tapi tidak menunjukkan gejala, nanti akan kami isolasi di Asrama Haji," ujarnya.
Oleh karena itu, Irvan mengimbau kepada seluruh warga yang beraktivitas di Kota Surabaya, terutama warga Kota Surabaya, untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya. Sebab, sampai saat ini pandemi COVID-19 belum selesai sepenuhnya di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya.
"Ini pandeminya belum selesai, jadi tolong tetap menjaga protokol kesehatan, jangan lupa selalu patuh menggunakan masker dan sering cuci tangan. Jadi, ayo biasakan yang tidak biasa," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020