Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia dalam mengakses layanan kesehatan hingga saat ini.

Mereka tak lagi khawatir akan biaya mahal lantaran tak ada batas plafon atas untuk perawatan penyakit kronis sekalipun.

Nurul Ahmad Holis misalnya, pria 45 tahun ini mengaku sudah 2 tahun menggunakan Program JKN-KIS untuk meringankan cuci darahnya. Tak hanya itu, ia juga  pernah terbantu saat menjalani perawatan di rumah sakit lantaran terdiagnosa penyakit jantung.

"Rutin seminggu 2 kali saya cuci darah. Kalau lamanya sudah dari 2018 dulu. Alhamdulillah ya terbantu sekali dengan adanya program dari BPJS Kesehatan ini. Saya pernah sakit jantung juga sebelumnya dan semua biaya perawatan juga ditanggung BPJS Kesehatan. Kalau dihitung dengan biaya cuci darah sudah banyak sekali, mungkin sampai ratusan juta," kata Holis, sapaan akrabnya.

Dirinya menyebut jumlah iuran yang dibayarkan masih relatif kecil jika dibandingkan dengan manfaat yang ia terima. Hal ini dibenarkan dengan biaya cuci darah Holis yang menghabiskan 12 juta dalam sebulan.

Saat ditanya mengenai kebijakan pemerintah soal penyesuaian iuran awal bulan ini, dirinya tak banyak mempermasalahkan lantaran manfaat yang dirasakan masih lebih besar ketimbang iuran yang tengah berjalan.

"Sekarang memang tidak ada yang kepingin sakit, tapi kalau sudah kejadian biasanya bingung apalagi sakitnya parah dan harus ke rumah sakit. Ada BPJS (Kesehatan) ini membantu sekali ya. Saya sendiri sudah merasakan betul manfaatnya. Masalah iuran yang naik lagi, sebenarnya masih jauh lebih besar manfaatnya yang setiap bulan sudah puluhan juta. Jadi, yang penting sekarang saya bersyukur karena sudah ada BPJS (Kesehatan)," katanya.

Dirinya sudah mendaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak 2014 silam dan hingga kini ia mengaku tak sekalipun telat membayar iuran.

Baginya, jaminan kesehatan tak ubahnya sebagai payung yang siap melindungi dikala hujan. Holis juga bercerita jika ia masih rutin melakukan kontrol 2 bulan sekali untuk poli dalam dan 1 bulan sekali untuk poli jantung tanpa dipungut biaya sepeserpun.

"Sebelum sakit saya sudah ikut BPJS Kesehatan ini, dan itu dulu sekali saat baru pertama ada. Alhamdulillah, saat itu memang masih sehat terus gak sampai rutin ke rumah sakit seperti sekarang. Kadang kita sadarnya saat sudah sakit, tapi sebenarnya punya dulu sebelum sakit itu malah bikin tenang. Dari yang dulu sakit jantung, sampai sekarang pun saya masih rutin kontrol dan itu bergantian sama kontrol yang ke poli dalam. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya," ujarnya.

Hingga kini, Holis menjalani layanan cuci darahnya di RSUD dr. Mohamad Saleh, Kota Probolinggo. Sebelumnya, ia pernah beberapa kali di Rumah Sakit Wonolangan.

Kedua rumah sakit ini memberi kesan tersendiri bagi dirinya lantaran sama-sama menunjukkan pelayanan yang baik.

Kepada semua peserta JKN-KIS, ia berharap untuk terus rutin membayar iuran dan bersyukur jika masih diberi kesehatan. Ia pun berdoa agar perjalanan BPJS Kesehatan ke depan semakin jaya dan terus memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. 

"Sudah dua rumah sakit yang jadi tempat saya untuk cuci darah. Semua sama-sama bagus, kalau pun ada perbaikan mungkin gak begitu banyak ya. Ikut BPJS (Kesehatan) ini sangat penting menurut saya dan jangan lupa iurannya terus dibayar agar tetap aktif. Saya do’akan yang terbaik untuk BPJS Kesehatan ke depan. Semakin jaya dan tentunya kualitas pelayanannya semakin ditingkatkan," pungkas warga Leces, Kabupaten Probolinggo ini.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020