Petugas dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Panarukan Situbondo, Jawa Timur, terus mengawasi dan memantau aktivitas bongkar muat ternak sapi kiriman dari beberapa kepulauan di Madura menjelang Hari Raya Idul Adha 2020.
Pengawasan aktivitas bongkar muat ternak sapi, kambing, dan kerbau kiriman dari kepulauan Madura di Pelabuhan Kalbut itu dilakukan sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kembali bongkar muat sapi dengan cara melempar ternak ke laut dari atas kapal kayu atau kapal tradisional.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"Menjelang Hari Raya Kurban setiap tahun biasanya kiriman sapi maupun kerbau dan kambing dari kepulauan Madura meningkat, oleh karenanya, kami terus mengingatkan nakhoda kapal kayu agar bersandar ke dermaga menurunkan muatan ternak sapinya dan tidak lagi dengan cara melempar sapi ke laut," kata Kepala KSOP Kelas IV Panarukan Situbondo Kapten Miftakhul Hadi di Situbondo, Selasa.
Secara perlahan, lanjut ia, bongkar muat ternak sapi di Pelabuhan Kalbut, Kecamatan Mangaran, sudah mulai membaik karena kapal kayu yang memuat sapi bisa langsung bersandar di dermaga.
Menurut Kapten Mifta, petugas kesyahbandaran setempat juga telah mengedukasi para nakhoda kapal yang selama ini mengangkut sapi, kerbau dan kambing dari Pulau Sapudi, Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura.
"Mereka terus kami beri pemahaman bagaimana aktivitas bongkar muat sapi tidak dilempar ke laut lagi guna memenuhi kesejahteraan hewan dan kapal bisa bersandar saat air laut sedang pasang," tuturnya.
Suntono, salah seorang pekerja bongkar muat ternak sapi di Pelabuhan Kalbut mengaku tidak keberatan apabila bongkar muat ternak sapi harus bersandar atau melalui dermaga, karena tidak mempengaruhi upahnya menurunkan sapi dari atas kapal.
"Kalau mengenai upah tidak berpengaruh, sama saja seperti saat menurunkan sapi melempar ke laut, menurunkan per ekor sapi upahnya tetap Rp10.000 hingga Rp15.000," katanya.
Informasi yang dihimpun, aktivitas bongkar muat ternak sapi kiriman dari kepulauan Madura sejak tiga pekan terakhir terus mengalami peningkatan, seiring semakin banyaknya permintaan menjelang Hari Raya Idul Adha.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Pengawasan aktivitas bongkar muat ternak sapi, kambing, dan kerbau kiriman dari kepulauan Madura di Pelabuhan Kalbut itu dilakukan sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kembali bongkar muat sapi dengan cara melempar ternak ke laut dari atas kapal kayu atau kapal tradisional.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"Menjelang Hari Raya Kurban setiap tahun biasanya kiriman sapi maupun kerbau dan kambing dari kepulauan Madura meningkat, oleh karenanya, kami terus mengingatkan nakhoda kapal kayu agar bersandar ke dermaga menurunkan muatan ternak sapinya dan tidak lagi dengan cara melempar sapi ke laut," kata Kepala KSOP Kelas IV Panarukan Situbondo Kapten Miftakhul Hadi di Situbondo, Selasa.
Secara perlahan, lanjut ia, bongkar muat ternak sapi di Pelabuhan Kalbut, Kecamatan Mangaran, sudah mulai membaik karena kapal kayu yang memuat sapi bisa langsung bersandar di dermaga.
Menurut Kapten Mifta, petugas kesyahbandaran setempat juga telah mengedukasi para nakhoda kapal yang selama ini mengangkut sapi, kerbau dan kambing dari Pulau Sapudi, Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura.
"Mereka terus kami beri pemahaman bagaimana aktivitas bongkar muat sapi tidak dilempar ke laut lagi guna memenuhi kesejahteraan hewan dan kapal bisa bersandar saat air laut sedang pasang," tuturnya.
Suntono, salah seorang pekerja bongkar muat ternak sapi di Pelabuhan Kalbut mengaku tidak keberatan apabila bongkar muat ternak sapi harus bersandar atau melalui dermaga, karena tidak mempengaruhi upahnya menurunkan sapi dari atas kapal.
"Kalau mengenai upah tidak berpengaruh, sama saja seperti saat menurunkan sapi melempar ke laut, menurunkan per ekor sapi upahnya tetap Rp10.000 hingga Rp15.000," katanya.
Informasi yang dihimpun, aktivitas bongkar muat ternak sapi kiriman dari kepulauan Madura sejak tiga pekan terakhir terus mengalami peningkatan, seiring semakin banyaknya permintaan menjelang Hari Raya Idul Adha.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020