Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto, Sp.B, M.Kes mengingatkan masyarakat tidak sembarangan menggunakan sarung tangan dengan maksud mencegah COVID-19, karena faktanya penggunaan karet/plastik pelindung telapak tangan itu justru bisa memicu penularan virus corona.

"Jangan pakai sarung tangan. Jangan dikira menggunakan sarung tangan itu aman, sebab (bahan) karet yang menutup kulit tangan kita itu justru memicu kelembaban dan virus corona menjadi lebih lama bertahan," kata dr. Supriyanto dikonfirmasi usai apel tiga pilar pembentukan Timsus Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.

Ia menjelaskan kondisi berbeda apabila tangan dibiarkan terbuka tanpa sarung tangan, sebab apabila kulit tangan terpapar virus corona, suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit akan membuat virus maupun bakteri cepat mati.

"Yang jauh lebih penting itu adalah kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir ataupun memakai hand sanitizer (cairan pembersih tangan beralkohol)," katanya.

Menurut Pri, panggilan akrab dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes, pemakaian sarung tangan hanya direkomendasikan untuk petugas medis/paramedis atau kegiatan nonmedis namun berkaitan sterilitas benda atau media yang bakal tersentuh dan dipegang.

Itupun protokol tata cara pemakaian maupun saat melepas dari tangan harus diperhatikan dengan seksama. Tidak boleh keliru dan dilanjutkan dengan membersihkan telapak tangan menggunakan cairan pembersih beralkohol.

"Jika digunakan sembarangan, apalagi oleh warga tanpa tahu prosedur yang benar, bisa jadi bumerang. Membahayakan diri sendiri dan orang lain tentunya," katanya.

Dalam apel tiga pilar itu dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes menerima penghargaan atas prestasinya dalam upaya bersama percepatan penanganan COVID-19 di Tulungagung.

Saat ini, dari total 240 kasus COVID-19 di Tulungagung, sebanyak 235 penderita (98 persen) dinyatakan sembuh, meninggal tiga orang (1,03 persen), dan rasio kesakitan sama sekitar 1,03 persen (satu dirawat, dan satu diisolasi).

Tingginya angka kesembuhan ini menurut dr. Supriyanto tak lepas dari kolaborasi di semua lini dalam penanganan wabah, dengan tim tenaga kuratif yang mumpuni dan kredibel dalam menangani pasien kegawatdaruratan COVID-19.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020