Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberi tambahan nutrisi kepada ribuan tenaga kesehatan setempat yang terus bertugas dalam penanganan Corona Virus Disease 19 atau COVID-19.

Tambahan nutrisi setiap hari untuk tenaga kesehatan itu berupa telur, buah, roti, dan susu yang dibeli dari para pelaku ekonomi lokal. Tambahan nutrisi itu melengkapi insentif dana sebesar Rp3,9 miliar yang diberikan kepada tenaga kesehatan.

"Kami memberdayakan pelaku ekonomi lokal, semuanya kami beli dari pelaku ekonomi lokal, mulai peternak ayam, pedagang buah, hingga UMKM roti. Semoga ini bisa ikut menggerakkan ekonomi lokal di tengah belum pulihnya perekonomian akibat pandemi COVID-19," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas usai mengunjungi peternakan ayam skala lokal di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Sabtu.

Menurut Anas, tenaga kesehatan yang terus berjuang di tengah pandemi corona, selain berkonsentrasi di fasilitas-fasilitas kesehatan, mereka juga berdedikasi dengan membantu penyiapan protokol kesehatan di rumah ibadah, pesantren, rumah makan, hingga destinasi wisata.

Untuk itu, pemerintah daerah setempat memberi tambahan nutrisi untuk 1.938 tenaga kesehatan Banyuwangi, dan bantuan nutrisi tersebut berupa susu, telur, buah dan roti yang diberikan setiap hari selama dua bulan ke depan.

"Bantuan nutrisi ini mungkin tidak seberapa nilainya, namun ini adalah dukungan kepada para tenaga kesehatan yang telah bekerja keras," ucapnya.

Salah seorang pemasok telur untuk tenaga kesehatan, Akhmad Khusairi mengaku senang karena dilibatkan menjadi pemasok telur bagi tenaga kesehatan.

"Kami senang bisa ikut dilibatkan menjadi pemasok telur bagi tenaga kesehatan di Banyuwangi, dan kami jaga kualitas telur yang dihasilkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Rio Widji Lestariono mengatakan bantuan tambahan nutrisi bagi tenaga kesehatan mulai dibagikan sejak akhir Juni 2020. Program ini menyasar tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas, laboratorium kesehatan daerah dan tim ambulans 118.

"Mereka ini adalah para nakes yang selama ini bisa dibilang tim reaksi cepat dalam menangani COVID-19, mulai melakukan skrining di perbatasan, pelacakan kontak erat pasien hingga memantau ODP dan PDP yang isolasi mandiri," paparnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020