Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu dan Sekitarnya (KPH Lawu Ds) mewaspadai timbulnya kebakaran hutan yang rawan terjadi di lereng Gunung Lawu selama musim kemarau berlangsung.
Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan KPH Lawu Ds, Kholil, mengatakan pihaknya telah melakukan upaya secara eksternal maupun internal guna mencegah terjadinya kebakaran hutan di wilayah lereng gunung tersebut.
"Kami telah mengirimkan surat imbauan dan sosialisasi kepada kepala desa dan para pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah BKPH Lawu Selatan untuk diteruskan ke anggotanya dan warga di tepian hutan," ujar Kholil di Magetan, Sabtu.
Melalui surat tersebut, pihaknya meminta anggota LMDH ataupun warga yang beraktivitas di dalam kawasan hutan untuk tidak melakukan pembakaran atau membuat perapian sekecil apapun yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.
Pihaknya juga mengimbau anggota LMDH untuk membentuk satuan tugas pemadam kebakaran mandiri sehingga sewatu-waktu jika terjadi kebakaran hutan bisa segera digerakkan dan cepat teratasi.
"Selain itu, juga meningkatkan patroli di wilayah pangkuan masing-masing dalam rangka deteksi dini dan upaya pencegahan kebakaran hutan," kata dia.
KPH Lawu Ds juga memasang sejumlah baliho di dekat pos pendakian Cemorosewu yang berisikan larangan bagi para pendaki untuk membuat perapian atau api unggun yang dapat memicu kebakaran hutan.
Kholil menambahkan timnya juga membuat ilaran dan sekatan di petak perbatasan Provinsi JawaTimur dengan Jawa Tengah. Sehingga, jika diketahui ada titik api, dapat segera dipadamkan agar tidak merambat ke daerah atau petak hutan lainnya.
Memasuki musim kemarau tahun 2020, pihaknya belum menerima laporan adanya kebakaran hutan di wilayah lereng Gunung Lawu. Ia berharap agar kebakaran hutan di wilayah KPH Lawu Ds pada tahun ini dapat dicegah.
Data setempat mencatat, kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu terjadi setiap tahun selama lima tahun terakhir. Namun beruntung tidak sampai meluas hingga ratusan hektare. Penyebabnya, baik disebabkan karena faktor alam maupun kelalaian manusia.
Adapun kebakaran hutan di Gunung Lawu terbesar terjadi pada tahun 2015, dimana bencana tersebut menewaskan sebanyak delapan pendaki yang terjebak api saat melakukan pendakian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Selatan KPH Lawu Ds, Kholil, mengatakan pihaknya telah melakukan upaya secara eksternal maupun internal guna mencegah terjadinya kebakaran hutan di wilayah lereng gunung tersebut.
"Kami telah mengirimkan surat imbauan dan sosialisasi kepada kepala desa dan para pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah BKPH Lawu Selatan untuk diteruskan ke anggotanya dan warga di tepian hutan," ujar Kholil di Magetan, Sabtu.
Melalui surat tersebut, pihaknya meminta anggota LMDH ataupun warga yang beraktivitas di dalam kawasan hutan untuk tidak melakukan pembakaran atau membuat perapian sekecil apapun yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.
Pihaknya juga mengimbau anggota LMDH untuk membentuk satuan tugas pemadam kebakaran mandiri sehingga sewatu-waktu jika terjadi kebakaran hutan bisa segera digerakkan dan cepat teratasi.
"Selain itu, juga meningkatkan patroli di wilayah pangkuan masing-masing dalam rangka deteksi dini dan upaya pencegahan kebakaran hutan," kata dia.
KPH Lawu Ds juga memasang sejumlah baliho di dekat pos pendakian Cemorosewu yang berisikan larangan bagi para pendaki untuk membuat perapian atau api unggun yang dapat memicu kebakaran hutan.
Kholil menambahkan timnya juga membuat ilaran dan sekatan di petak perbatasan Provinsi JawaTimur dengan Jawa Tengah. Sehingga, jika diketahui ada titik api, dapat segera dipadamkan agar tidak merambat ke daerah atau petak hutan lainnya.
Memasuki musim kemarau tahun 2020, pihaknya belum menerima laporan adanya kebakaran hutan di wilayah lereng Gunung Lawu. Ia berharap agar kebakaran hutan di wilayah KPH Lawu Ds pada tahun ini dapat dicegah.
Data setempat mencatat, kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu terjadi setiap tahun selama lima tahun terakhir. Namun beruntung tidak sampai meluas hingga ratusan hektare. Penyebabnya, baik disebabkan karena faktor alam maupun kelalaian manusia.
Adapun kebakaran hutan di Gunung Lawu terbesar terjadi pada tahun 2015, dimana bencana tersebut menewaskan sebanyak delapan pendaki yang terjebak api saat melakukan pendakian.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020