Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengharapkan Program Kepemimpinan Pengunjung Internasional (International Visitor Leadership Program/IVLP) yang mengirim warga Indonesia ke Amerika Serikat untuk bertukar pengalaman di berbagai bidang agar tetap dilanjutkan.
"Kerja sama yang bisa ditingkatkan antara Indonesia dengan Amerika Serikat seperti berlanjutnya International Visitor Leadership Program (IVLP) itu," ujar Dahlan Iskan dalam siaran program sapa alumni AS melalui Instagram, Jakarta, Jumat (3/7).
Dahlan Iskan yang merupakan alumni IVLP tahun 1985 itu mengatakan program untuk bertukar pengalaman itu sangat penting untuk diteruskan.
Pasalnya, warga Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat bisa mendapatkan sesuatu yang positif di AS dan kemudian dapat diimplementasikan di tanah air demi kemajuan negeri.
"Saya berkunjung ke AS pertama kali pada tahun 1985 melalui program ini. Kunjungan tersebut mengubah hidup saya. Bahkan, mengubah pers Indonesia secara keseluruhan," kata dia.
Ketika di AS waktu itu, lanjut dia, ternyata tiap kota besar maupun kecil memiliki surat kabar dan mereka memiliki pembacanya masing-masing. Masa depan surat kabar di Indonesia itu koran daerah seperti Washington Post yang tidak semuanya beredar di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
"Balik ke Indonesia, saya memutuskan untuk mendirikan koran di daerah-daerah di Indonesia. Karena saya ingin mendorong otonomi daerah. Tidak ada lagi kota yang sangat dominan. Karena Jakarta pada waktu itu waktu sangat dominan. Dengan otonomi daerah maka daerah akan lebih maju dan berkembang sehingga semua orang tidak harus ke Jakarta," kata dia.
Koran daerah, lanjut dia, juga mendorong demokratisasi di daerah. Sehingga, terbukalah sistem informasi dan sistem demokrasi di daerah.
"Cara saya ini kemudian ditiru dan diikuti oleh media-media lain," ujar dia.
Di samping itu, Dahlan mengharapkan kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat di sektor pertanian dapat ditingkatkan.
"Saya ingin kerja sama di sektor pertanian dapat ditingkatkan. Karena untuk teknologi, saya rasa swasta sudah sering bolak-balik ke AS," ujar dia.
Dahlan Iskan bergabung dengan Kuasa Usaha ad Interim (Chargé d'Affaires) Kedutaan Besar AS untuk Indonesia Heather Variava dan Konsul Jenderal di Konsulat Jenderal AS di Surabaya Mark McGovern, berdiskusi secara virtual tentang demokrasi.
Acara ini diadakan dalam rangka peringatan kemerdekaan Amerika Serikat ke-244 tahun pada 4 Juli dan merupakan bagian dari seri virtual "Sapa Alumni A.S”. Sesi ini merupakan merupakan rangkaian sesi virtual yang diluncurkan oleh MyAmerica Surabaya di Konsulat Jenderal AS di Surabaya untuk merayakan peringatan ke-80 International Visitor Leadership Program (IVLP) yang mengirim warga Indonesia ke Amerika Serikat untuk bertukar pengalaman di berbagai bidang. Kali ini adalah sesi ke-44.
Kisah kemerdekaan AS secara resmi dimulai dengan Deklarasi Kemerdekaan, yang dengan lugas mengungkapkan kepercayaan para pendiri negara Amerika Serikat dalam demokrasi, dan bahwa semua orang memiliki hak untuk hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan.
IVLP merupakan salah satu dari banyak program pertukaran yang ditawarkan Amerika Serikat untuk memperkuat hubungan antar warga negara Indonesia dengan Amerika Serikat. Nilai-nilai demokrasi yang kuat - termasuk kebebasan, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan keragaman agama - adalah inti dari hubungan ini. Amerika Serikat bangga dapat bermitra dengan Indonesia untuk mempromosikan dan melindungi nilai-nilai ini di negara-negara demokrasi kita, dan dengan di dunia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kerja sama yang bisa ditingkatkan antara Indonesia dengan Amerika Serikat seperti berlanjutnya International Visitor Leadership Program (IVLP) itu," ujar Dahlan Iskan dalam siaran program sapa alumni AS melalui Instagram, Jakarta, Jumat (3/7).
Dahlan Iskan yang merupakan alumni IVLP tahun 1985 itu mengatakan program untuk bertukar pengalaman itu sangat penting untuk diteruskan.
Pasalnya, warga Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat bisa mendapatkan sesuatu yang positif di AS dan kemudian dapat diimplementasikan di tanah air demi kemajuan negeri.
"Saya berkunjung ke AS pertama kali pada tahun 1985 melalui program ini. Kunjungan tersebut mengubah hidup saya. Bahkan, mengubah pers Indonesia secara keseluruhan," kata dia.
Ketika di AS waktu itu, lanjut dia, ternyata tiap kota besar maupun kecil memiliki surat kabar dan mereka memiliki pembacanya masing-masing. Masa depan surat kabar di Indonesia itu koran daerah seperti Washington Post yang tidak semuanya beredar di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
"Balik ke Indonesia, saya memutuskan untuk mendirikan koran di daerah-daerah di Indonesia. Karena saya ingin mendorong otonomi daerah. Tidak ada lagi kota yang sangat dominan. Karena Jakarta pada waktu itu waktu sangat dominan. Dengan otonomi daerah maka daerah akan lebih maju dan berkembang sehingga semua orang tidak harus ke Jakarta," kata dia.
Koran daerah, lanjut dia, juga mendorong demokratisasi di daerah. Sehingga, terbukalah sistem informasi dan sistem demokrasi di daerah.
"Cara saya ini kemudian ditiru dan diikuti oleh media-media lain," ujar dia.
Di samping itu, Dahlan mengharapkan kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat di sektor pertanian dapat ditingkatkan.
"Saya ingin kerja sama di sektor pertanian dapat ditingkatkan. Karena untuk teknologi, saya rasa swasta sudah sering bolak-balik ke AS," ujar dia.
Dahlan Iskan bergabung dengan Kuasa Usaha ad Interim (Chargé d'Affaires) Kedutaan Besar AS untuk Indonesia Heather Variava dan Konsul Jenderal di Konsulat Jenderal AS di Surabaya Mark McGovern, berdiskusi secara virtual tentang demokrasi.
Acara ini diadakan dalam rangka peringatan kemerdekaan Amerika Serikat ke-244 tahun pada 4 Juli dan merupakan bagian dari seri virtual "Sapa Alumni A.S”. Sesi ini merupakan merupakan rangkaian sesi virtual yang diluncurkan oleh MyAmerica Surabaya di Konsulat Jenderal AS di Surabaya untuk merayakan peringatan ke-80 International Visitor Leadership Program (IVLP) yang mengirim warga Indonesia ke Amerika Serikat untuk bertukar pengalaman di berbagai bidang. Kali ini adalah sesi ke-44.
Kisah kemerdekaan AS secara resmi dimulai dengan Deklarasi Kemerdekaan, yang dengan lugas mengungkapkan kepercayaan para pendiri negara Amerika Serikat dalam demokrasi, dan bahwa semua orang memiliki hak untuk hidup, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan.
IVLP merupakan salah satu dari banyak program pertukaran yang ditawarkan Amerika Serikat untuk memperkuat hubungan antar warga negara Indonesia dengan Amerika Serikat. Nilai-nilai demokrasi yang kuat - termasuk kebebasan, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan keragaman agama - adalah inti dari hubungan ini. Amerika Serikat bangga dapat bermitra dengan Indonesia untuk mempromosikan dan melindungi nilai-nilai ini di negara-negara demokrasi kita, dan dengan di dunia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020