Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang menjadi pemicu tingginya angka kematian di wilayah setempat.

"Perlu dilakukan kajian yang menjadi penyebab utamanya," ujar Doni Monardo saat menyampaikan sambutan pada Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 dengan Forkopimda Jatim di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, kajian dan pemetaan penyebab tingginya kasus kematian pasien corona di Jatim akan menjadi dasar awal, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan setiap wilayah.

Berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Pusat, angka penambahan kasus corona atau COVID-19 di Jatim semakin tinggi menyusul DKI Jakarta. Bahkan, kasus kematian pasien corona di Jatim tertinggi se-Tanah Air.

Dari data per Rabu pukul 12.00 WIB, jumlah kematian yang disebabkan infeksi virus corona atau COVID-19 di Jatim mencapai 750 kasus, sedangkan DKI Jakarta 602 kasus.

Selain itu, Doni Monardo meminta Pemprov Jatim segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran virus corona melalui beberapa pendekatan masyarakat, salah satunya dimulai dari peran anggota keluarga.

Ini menyusul paparan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengenai munculnya klaster baru penularan corona di wilayah setempat, yakni klaster jenazah.

Doni Minardo yang juga Kepala BNPB itu berharap agar peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah positif corona terus dilakukan sehingga tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

"Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru," katanya.

Sebagaimana diketahui bahwa faktor yang juga memperburuk seseorang terpapar virus corona adalah apabila yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta lainnya, seperti jantung, hipertensi, dan paru-paru akut.

Pada kesempatan sama, Doni Monardo juga mengapresiasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim atas kinerjanya dengan capaian pemeriksaan hingga 2.000 spesimen per hari.

Hal itulah yang kemudian menjadi salah satu faktor tingginya peningkatan kasus COVID-19 di wilayah Jatim dengan variasi rata-rata hingga 300 kasus per hari.

"Perlu diapresiasi karena telah melampaui 2.000 spesimen per hari, oleh karena itu wajar kalau setiap harinya bisa mendapatkan variasi hingga rata-rata 200-300 per hari," kata Doni.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020