Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri membagikan sebanyak 800 paket ramuan herbal tradisional kepada masyarakat di sekitar kampus setempat untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"800 paket ramuan herbal ini merupakan hasil racikan tim ahli pengobatan interkontinental program studi D4 Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) IIK Bhakti Wiyata. Paket ramuan herbal ini dibagikan untuk mendukung pemerintah mencegah penyebaran COVID-19," kata Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan IIK Bhakti Wiyata, Ika Rahmawati ditemui di Surabaya, Jumat.
Dia mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut digelar beberapa hari lalu di Kelurahan Bangsal dan Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Penyerahan ramuan tradisional secara simbolis dilakukan kepada Camat Pesantren, Eko Lukmono Hadi di Pendopo Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
"Ini merupakan langkah awal dari prodi D4 PTT IIK Bhakti Wiyata untuk berkontribusi secara langsung di masyarakat dalam melawan COVID-19. Bahan-bahan yang digunakan dalam ramuan ini Insya Allah halal," katanya.
Ika menambahkan, ke depan pihaknya akan membagikan lebih banyak ramuan herbal yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Rencananya pembagian akan dilaksanakan selama tiga tahap di wilayah kota Kediri dan Kabupaten Kediri.
Kaprodi D4 PTT IIK Bhakti Wiyata Winda Amalia memastikan jika lulusan program studi yang dia pimpin telah diakui sebagai tenaga kesehatan tradisonal interkontinental oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sehingga hasil produk olahannya aman untuk dikonsumsi.
Lulusan prodi tersebut, lanjutnya, akan mendapatkan Surat Tanda Regitrasi Tenaga Kesehatan Tradisional (STRKT) dan Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional (SIPTKT) sehingga dapat membuka praktik pengobatan tradisional yang sah dan dilindungi pemerintah.
"Paket ramuan tradisional yang dibagikan adalah simplisia kering yang diadaptasi dari resep obat herbal Tiongkok. Bahan-bahan tersebut pun mudah didapat di Indonesia dan dipastikan aman karena telah dilakukan riset di China," ujarnya.
Adapun cara pengolahannya juga cukup mudah. Ramuan berbentuk serbuk ini dapat langsung diseduh sebagai jamu dan dikonsumsi pagi hari dan malam hari.
Sementara itu Rektor IIK Bhakti Wiyata Prof Dr Muhamad Zainuddin mengatakan di Indonesia baru ada tiga perguruan tinggi yang memiliki prodi D4 PTT.
Sedangkan D4 IIK Bhakti Wiyata juga telah terakreditasi B oleh LAM-PTKes. Dengan begitu, lulusan akan lebih banyak meraih kesempatan kerja di berbagai bidang termasuk sebagai pegawai negeri.
"Prospek kerja lulusan D4 PTT di Indonesia pun masih terbuka luas karena jumlah lulusan masih terbatas. Selain itu IIK Bhakti Wiyata juga bekerja sama langsung dengan kampus di Tiongkok yakni Yunnan University dan Baoshan College untuk memberikan kompetensi tambahan kepada peserta didik, sehingga nantinya lulusan siap bersaing di kancah internasional," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"800 paket ramuan herbal ini merupakan hasil racikan tim ahli pengobatan interkontinental program studi D4 Pengobatan Tradisional Tiongkok (PTT) IIK Bhakti Wiyata. Paket ramuan herbal ini dibagikan untuk mendukung pemerintah mencegah penyebaran COVID-19," kata Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan IIK Bhakti Wiyata, Ika Rahmawati ditemui di Surabaya, Jumat.
Dia mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut digelar beberapa hari lalu di Kelurahan Bangsal dan Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Penyerahan ramuan tradisional secara simbolis dilakukan kepada Camat Pesantren, Eko Lukmono Hadi di Pendopo Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
"Ini merupakan langkah awal dari prodi D4 PTT IIK Bhakti Wiyata untuk berkontribusi secara langsung di masyarakat dalam melawan COVID-19. Bahan-bahan yang digunakan dalam ramuan ini Insya Allah halal," katanya.
Ika menambahkan, ke depan pihaknya akan membagikan lebih banyak ramuan herbal yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Rencananya pembagian akan dilaksanakan selama tiga tahap di wilayah kota Kediri dan Kabupaten Kediri.
Kaprodi D4 PTT IIK Bhakti Wiyata Winda Amalia memastikan jika lulusan program studi yang dia pimpin telah diakui sebagai tenaga kesehatan tradisonal interkontinental oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sehingga hasil produk olahannya aman untuk dikonsumsi.
Lulusan prodi tersebut, lanjutnya, akan mendapatkan Surat Tanda Regitrasi Tenaga Kesehatan Tradisional (STRKT) dan Surat Izin Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional (SIPTKT) sehingga dapat membuka praktik pengobatan tradisional yang sah dan dilindungi pemerintah.
"Paket ramuan tradisional yang dibagikan adalah simplisia kering yang diadaptasi dari resep obat herbal Tiongkok. Bahan-bahan tersebut pun mudah didapat di Indonesia dan dipastikan aman karena telah dilakukan riset di China," ujarnya.
Adapun cara pengolahannya juga cukup mudah. Ramuan berbentuk serbuk ini dapat langsung diseduh sebagai jamu dan dikonsumsi pagi hari dan malam hari.
Sementara itu Rektor IIK Bhakti Wiyata Prof Dr Muhamad Zainuddin mengatakan di Indonesia baru ada tiga perguruan tinggi yang memiliki prodi D4 PTT.
Sedangkan D4 IIK Bhakti Wiyata juga telah terakreditasi B oleh LAM-PTKes. Dengan begitu, lulusan akan lebih banyak meraih kesempatan kerja di berbagai bidang termasuk sebagai pegawai negeri.
"Prospek kerja lulusan D4 PTT di Indonesia pun masih terbuka luas karena jumlah lulusan masih terbatas. Selain itu IIK Bhakti Wiyata juga bekerja sama langsung dengan kampus di Tiongkok yakni Yunnan University dan Baoshan College untuk memberikan kompetensi tambahan kepada peserta didik, sehingga nantinya lulusan siap bersaing di kancah internasional," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020