Tim Universitas Brawijaya Malang menyosialisasikan program kampung tangguh ke sejumlah kabupaten/kota di wilayah tapal kuda Jatim, seperti Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Jember, Lumajang, Kabupaten/Kota Probolinggo, dan Kabupaten/Kota Pasuruan, khususnya terkait pandemi COVID-19.

Koordinator tim sosialisasi kampung tangguh Universitas Brawijaya Dr Mochammad Syamsul Hadi saat menyampaikan sosialisasi di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Rabu, mengatakan tujuh elemen kampung tangguh yang diinisiasi tim Universitas Brawijaya dan kini telah diadopsi oleh Polri dan TNI untuk disebarkan ke berbagai daerah dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Tujuh elemen tangguh itu adalah tangguh logistik, informasi, sumber daya manusia atau SDM, kesehatan, keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, dan tangguh psikologis," kata akademikus asal Wonosari, Kabupaten Bondowoso, itu.

Pada kegiatan yang dihadiri Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin, Wakil Bupati Irwan Bachtiar, Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir, kapolres, dandim, dan forkopimda itu dijelaskan bahwa ketangguhan logistik adalah menyangkut kemampuan warga dalam mengelola lumbung pangan yang ada di suatu kampung.

"Ketangguhan informasi adalah tersedianya sarana komunikasi internal yang dapat dipercaya yang bisa dijadikan pegangan oleh warga dalam menghadapi suatu bencana," katanya.

Ketangguhan SDM adalah bagaimana masyarakat dan sumber daya lingkungan memiliki kemampuan dalam menghadapi dan menangani bencana.

Sementara ketangguhan kesehatan menyangkut adanya tim kesehatan di suatu kampung yang siap membantu warga terdampak bencana.

"Ketangguhan keamanan dan ketertiban adalah  ketaatan warga dalam memathu peraturan. Untuk budaya, bagaimana budaya atau tradisi lokal dapat digunakan untuk membantu dalam menghadapi bencana," katanya.

Sementara ketangguhan psikologis, kata Syamsul, adalah kemampuan kejiwaan warga dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, warga diminta untuk tidak mengakses informasi yang diragukan akurasinya agar tidak mengganggu kejiwaan mereka.

Pada kesempatan itu, Syamsul juga mengingatkan warga agar selalu mematuhi protokol kesehatan, antara menggunakan masker, sering mencuci tangan dan lainnya. "Jadi, kampung tangguh itu tidak ribet. Hanya sesederhana itu," katanya.

Sementara anggota tim sosialisasi lainnya Dr Mufit Zamroni mengatakan bahwa kampung tangguh ini berawal dari adanya Relawan Malang Bersatu Lawan Corona yang digagas oleh Universitas Brawijaya yang kemudian diadopsi oleh Polri dan TNI.

"Program ini kemudian oleh pimpinan Polri disebar ke daerah-daerah. Mengenai tujuh elemen kampung tangguh itu disesuaikan dengan kebutuhan suatu daerah. Kalau perlu ditambah lagi untuk suatu wilayah, monggo," kata aktivis Ansor Kota Malang ini.
  

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020