Gorong-gorong di sepanjang taman mini Jalan Pandugo-Medokan Ayu, Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur, yang sejak lama rusak dinilai menjadi penyebab banjir saat hujan deras beberapa hari lalu.

"Kondisinya memprihatinkan. Selain jalan rusak, gorong-gorongnya juga rusak dan tidak diperbaiki. Jadi, wajar kalau di kawasan ini banjir saat hujan deras," kata Sekretaris Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Agoeng Prasodjo saat inspeksi di Jalan Pandugo-Medokan Ayu, Surabaya, Selasa.

Gorong-gorong yang terbuat dari batu kali itu rusak sudah cukup lama. Namun, bertahun-tahun tidak kunjung diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Akibatnya setiap hujan deras dengan durasi waktu yang lama di kawasan tersebut selalu banjir.

Banjir terparah terjadi di kawasan Wonoayu, Medayu Utara, dan Wonorejo pada saat hujan deras yang terjadi pada Kamis (28/5) siang hingga sore ini. "Makanya kami inspeksi, kali ini untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir," ujarnya.

Selain banyak gorong-gorong yang rusak dan mengakibatkan saluran air buntu, lanjut dia, juga banyak saluran air utama di jalan raya tidak terkoneksi dengan baik dengan saluran air di perkampungan.

"Saya juga menemukan ada jembatan di arah Jalan Raya Medayu Utara yang tidak berfungsi, sehingga sering menutup aliran air," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta Pemkot Surabaya segera mengganti gorong-gorong yang rusak dengan yang baru, meninggikan jembatan serta melakukan pengerukan saluran air di kawasan Medokan Ayu.

Hal sama juga dikatakan Wakil Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati. Ia mengatakan gorong-gorong di Jalan Pandugo-Medokan Ayu tersebut sudah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD Surabaya 2020. "Namun, karena ada wabah COVID-19, usulan gorong-gorong itu belum terealisasi," ujarnya.

Salah soerang warga Wonoayu Surabaya, M. Sarmuji mengaku selama tinggal di Wonoayu, baru kali ini rumahnya kebanjiran akibat hujan deras. Untuk itu, ia berharap Pemkot Surabaya memperbaiki saluran air yang rusak di kawasan Medokan Ayu.

"Saluran air sangat krusial untuk sebuah kota seperti Surabaya ini. Memang ada pompa air yang bisa difungsikan jika air melebihi kapasitas saluran. Tapi pompa air sebenarnya pilihan terakhir. Harus dipastikan saluran air berfungsi dengan baik, baru berfikir tentang pompa," kata Sarmuji yang juga Ketua DPD Golkar Jatim ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati belum bisa dikonfirmasi terkait saluran air. Saat dihubungi melalui ponselnya tidak ada respons.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020