Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta para pemilik toko untuk menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19, menyusul meningkatnya animo warga untuk berbelanja menjelang Lebaran.
"Saya paham untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat keluar untuk berbelanja, tapi saya harap pedagang atau pelaku usaha menerapkan protokol COVID-19. Sediakan tempat cuci tangan, jaga jarak minimal satu meter atau mengurangi kapasitas 50 persen, dan wajib pakai masker," kata Wali Kota di Kediri, Jawa Timur, Senin.
Menurut dia, beberapa waktu terakhir, aktivitas warga keluar rumah semakin tinggi yang terbukti dengan padatnya lalu lintas di jalan raya. Selain itu, beberapa pusat perbelanjaan dan toko dipenuhi warga yang hendak belanja untuk kebutuhan jelang Lebaran.
Wali Kota menegaskan protokol kesehatan harus diterapkan dalam kondisi tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Jika pemilik usaha tidak menyediakan, pemerintah daerah akan memberikan sanksi.
"Kami lakukan penutupan sementara satu hari, jika membandel, akan ditutup selama tiga hari. Pemilik usaha wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan protokol COVID-19. Jika terjadi pelanggaran, pemilik tidak bisa lepas tanggung jawab," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Ia juga mengimbau warga untuk mengikuti kebijakan pemerintah daerah dalam masa pandemi ini dan menahan belanja selain untuk kebutuhan pokok.
"Saya juga mengimbau masyarakat untuk menahan dulu berbelanja kebutuhan yang bukan pokok," ujar Mas Abu.
Sementara itu, Kediri Town Square (Ketos), salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kediri, berencana akan membuka kembali aktivitas pertokoan pada 22 Mei 2020.
"Kami tutup mulai tanggal 31 Maret 2020. Nanti akan dibuka penuh pada tanggal 22 Mei 2020," kata Marketing Communication Manager Kediri Town Square Aan Tri Ayuni.
Aan mengatakan, selama tutup, hanya pusat perbelanjaan Hypermart yang menjadi salah satu gerai yang tetap buka.
Rencananya, pada 2 Mei 2020, Kediri Town Square mulai membuka untuk gerai fashion, obat dan alat kesehatan. Dan, baru pada 22 Mei 2020 akan dibuka total semua tenant termasuk gerai makanan dan minuman.
"Hanya, kalau untuk F&B tetap tak boleh makan di tempat. Hanya boleh take away," kata Aan.
Ia juga menegaskan, protokol kesehatan tetap dilakukan dengan pengawasan ketat dari staf dan keamanan, mulai dari cuci tangan hingga penyemprotan cairan pembersih tangan. Semua pengunjung baik dewasa serta anak-anak juga diharuskan memakai masker.
Sementara itu, khusus untuk pusat perbelanjaan Matahari, manajemen juga membatasi pengunjung di dalam gerai maksimal 500 orang. Bila lebih, warga harus mengantre di luar menunggu warga yang di dalam keluar terlebih dahulu.
Penghitungan tersebut dapat terbaca dari smart counter yang dipasang di setiap pintu masuk. Alat tersebut bisa mendeteksi jumlah pengunjung masuk dan keluar dengan akurat.
"Kalau sudah penuh, mall kami tutup dari depan. Jadi, sering terlihat parkiran kosong, tapi pengunjung kami stop untuk menghindari kerumunan," ujar Aan.
Di dalam pusat perbelanjaan Matahari, staf juga mengawasi pengunjung. Saat antrean di kasir harus melakukan jarak fisik sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. Ketika membeli baju, juga tidak boleh dicoba, sehingga seluruh kamar untuk mencoba baju ditutup.
"Kami juga membuat rute bagi pengunjung di dalam mall," tambah Asisten Store Manager Wahyu.
Wahyu juga menunjukkan tanda anak panah di lantai berupa tanda hijau arah masuk dan tanda merah arah keluar. Petugas juga memantau pergerakan pengunjung agar tidak bergerombol. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Saya paham untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat keluar untuk berbelanja, tapi saya harap pedagang atau pelaku usaha menerapkan protokol COVID-19. Sediakan tempat cuci tangan, jaga jarak minimal satu meter atau mengurangi kapasitas 50 persen, dan wajib pakai masker," kata Wali Kota di Kediri, Jawa Timur, Senin.
Menurut dia, beberapa waktu terakhir, aktivitas warga keluar rumah semakin tinggi yang terbukti dengan padatnya lalu lintas di jalan raya. Selain itu, beberapa pusat perbelanjaan dan toko dipenuhi warga yang hendak belanja untuk kebutuhan jelang Lebaran.
Wali Kota menegaskan protokol kesehatan harus diterapkan dalam kondisi tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Jika pemilik usaha tidak menyediakan, pemerintah daerah akan memberikan sanksi.
"Kami lakukan penutupan sementara satu hari, jika membandel, akan ditutup selama tiga hari. Pemilik usaha wajib bertanggung jawab atas pelaksanaan protokol COVID-19. Jika terjadi pelanggaran, pemilik tidak bisa lepas tanggung jawab," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Ia juga mengimbau warga untuk mengikuti kebijakan pemerintah daerah dalam masa pandemi ini dan menahan belanja selain untuk kebutuhan pokok.
"Saya juga mengimbau masyarakat untuk menahan dulu berbelanja kebutuhan yang bukan pokok," ujar Mas Abu.
Sementara itu, Kediri Town Square (Ketos), salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kediri, berencana akan membuka kembali aktivitas pertokoan pada 22 Mei 2020.
"Kami tutup mulai tanggal 31 Maret 2020. Nanti akan dibuka penuh pada tanggal 22 Mei 2020," kata Marketing Communication Manager Kediri Town Square Aan Tri Ayuni.
Aan mengatakan, selama tutup, hanya pusat perbelanjaan Hypermart yang menjadi salah satu gerai yang tetap buka.
Rencananya, pada 2 Mei 2020, Kediri Town Square mulai membuka untuk gerai fashion, obat dan alat kesehatan. Dan, baru pada 22 Mei 2020 akan dibuka total semua tenant termasuk gerai makanan dan minuman.
"Hanya, kalau untuk F&B tetap tak boleh makan di tempat. Hanya boleh take away," kata Aan.
Ia juga menegaskan, protokol kesehatan tetap dilakukan dengan pengawasan ketat dari staf dan keamanan, mulai dari cuci tangan hingga penyemprotan cairan pembersih tangan. Semua pengunjung baik dewasa serta anak-anak juga diharuskan memakai masker.
Sementara itu, khusus untuk pusat perbelanjaan Matahari, manajemen juga membatasi pengunjung di dalam gerai maksimal 500 orang. Bila lebih, warga harus mengantre di luar menunggu warga yang di dalam keluar terlebih dahulu.
Penghitungan tersebut dapat terbaca dari smart counter yang dipasang di setiap pintu masuk. Alat tersebut bisa mendeteksi jumlah pengunjung masuk dan keluar dengan akurat.
"Kalau sudah penuh, mall kami tutup dari depan. Jadi, sering terlihat parkiran kosong, tapi pengunjung kami stop untuk menghindari kerumunan," ujar Aan.
Di dalam pusat perbelanjaan Matahari, staf juga mengawasi pengunjung. Saat antrean di kasir harus melakukan jarak fisik sesuai dengan tanda yang sudah dibuat. Ketika membeli baju, juga tidak boleh dicoba, sehingga seluruh kamar untuk mencoba baju ditutup.
"Kami juga membuat rute bagi pengunjung di dalam mall," tambah Asisten Store Manager Wahyu.
Wahyu juga menunjukkan tanda anak panah di lantai berupa tanda hijau arah masuk dan tanda merah arah keluar. Petugas juga memantau pergerakan pengunjung agar tidak bergerombol. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020