Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dan mengingatkan
masyarakat pelayaran serta masyarakat pesisir untuk mewaspadai adanya potensi terjadinya gelombang tinggi
di sejumlah perairan Indonesia pada 16-18 Mei dampak adanya pusat tekanan rendah di Laut Andaman, utara
Aceh. 

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu, menjelaskan
pusat tekanan rendah 996 hektopascal (hPa) di Laut Andaman membentuk pola sirkulasi udara yang saat ini
terpantau di perairan barat Aceh. 

Dengan munculnya pusat tekanan rendah tersebut, menurut dia, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara
umumnya dari utara – timur dengan kecepatan 5 - 20 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari barat
daya – barat laut dengan kecepatan 5 - 25 knot.  Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan utara
Sabang, perairan barat Aceh, perairan selatan Pulau  Jawa, dan Laut Arafuru. 

"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," kata Eko
menambahkan. 

Tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat sumba, Laut Sawu,
perairan selatan Flores, Selat Karimata, Laut, Jawa, perairan selatan Kalimantan, perairan utara Madura
hingga Kepulauan Kangean, Selat Makassare bagian selatan, dan perairan Kotabaru.

Perairan lainnya, perairan Kepulauan Selayar - Kepulauan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, perairan
Manui - Kendari, perairan timur Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat hingga
Papua, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat, perairan utara Kepulauan Kei - Kepulauan Aru,
serta perairan Fak-Fak - Amamapare.

Sedangkan tinggi gelombang 2,5 - 4,0 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan timur
Pulau Sumeulue hingga Nias, perairan timur Kepulauan Mantawai hingga Bengkulu, Selat Sunda bagian barat
dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian
selatan.

Selain itu, perairan selatan Pulau Sawu - Pulau Rotte - Kupang, Samudera Hindia selatan Jawa Timur hingga
NTT, perairan Kepulauan Wakatobi, Laut Banda, periaran selatan Ambon, perairan Kepulauan Sermata -
Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru, Laut Arafuru, Samudera Pasifik utara
Biak hingga Jayapura.

Sementara itu, tinggi gelombang 4,0 meter lebih berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat
Aceh hingga Kepulauan Mentawai, perairan timur Enggani, perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat
Sumatera, dan Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Tengah. 

"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran baik perahu nelayan (kecepatan angin lebih
dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan
tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas
2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal esiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi
gelombang di atas 4,0 m)," kata Eko. (*)
 

Pewarta: SHP

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020