Rasa kejenuhan terus berada di rumah membuat seniman Doddy Hernanto atau yang akrab dipanggil Mr D, berhasil menelurkan beberapa karya ketika di RumahAja dan mampu menggelar pameran secara daring sketsa lukisan dengan tema Diam Bergerak.
"Di tengah maraknya berita-berita COVID-19, hampir semua terdampak. Dan tema 'Diam Bergerak' adalah cara untuk menyampaikan ilustrasi sketsa melalui media, baik melalui medsos, daring ataupun media elektronik," kata Mr D, ketika dikonfirmasi melalui saluran seluler, Sabtu.
Ia mengatakan, pameran sketsa bergerak secara daring ini juga menjadi sarana alternatif bagi dirinya serta orang-orang yang berada di RumahAja untuk terus berkarya.
"Melalui instagram saya dengan nama #sketsabergerak menjadi sarana pameran yang dinamis untuk unduh gambar, video, animasi, caption dan keterangan untuk keperluan pameran daring sketsa," katanya.
Pameran yang didukung penuh perusahaan pensil terbesar yakni polycrhomos dan Albrecht Durer ini menampilkan beberapa karya, seperti Sketsa Durna yang merupakan sosok licik dan materialistis serta suka mengadu, yang digambarkan dengan wasit menunjuk.
Kemudian, karya Topeng happy (2) yang menangis sedih maupun bahagia, yang diiringi latar belakang musik, dan gambaran sketsanya dibuat animasi menambah kelengkapan suatu narasi.
Menanggapi pameran sketsa ini, Pakar Seni Rupa Institut Teknologi Bandung, Ika Ismurdiyahwati mengapresiasi keberanian Mr D dalam menggelar pameran secara daring di akun intagramnya.
"Doddy Hernanto dengan 45 karya image digitalnya ini sangat luar biasa. Obyek-obyeknya jarang terpikirkan oleh kita. Karya-karya ini merupakan hasil dari work from home, di era pandemi corona saat ini, yang diistilahkannya sebagai diam bergerak," kata Ika yang telah mendapat gelar doktor di bidang kesenian ini.
Ia mengakui, karya-karya yang ditampilkan bukan hanya sekedar indah seperti yang biasa dikira orang, melainkan kebenaran yang ditampilkan merupakan dari pengalaman yang telah dimaknainya.
"Mr D memaknai pengalamannya dengan revolusi digital, yang artinya dalam menyelesaikan karya-karyanya semua aspek digital digunakan untuk meramu gambar sketsa manual dengan musik dan program digital image. Sehingga menjadi karya yang bisa dinikmati dalam pameran tunggalnya kali, yang disampaikan secara virtual," tuturnya.
Menurut Ika, Mr D mampu memaknai kebenaran kehidupan nyata dalam keseluruhan karyanya, sebagai potret mendalam dengan ungkapan realitas, dalam memaknai pengalaman-pengalamannya, yang tidak membutuhkan pegangan moralitas dan agama ataupun pegangan sciense untuk menyiasati kebenaran nyata dari pengalamannya.
"Saya ucapkan selamat kepada Mr D yang telah menyelesaikan karya-karyanya di tengah keberadaan COVID-19 dengan luar biasa, dan memang sebaiknya kita berdamai dengan kondisi pandemi saat ini daripada kita mengingkarinya," kata Ika yang sudah menerbitkan beberapa buku, di antaranya Seni Hias Damar Kurung Dan Lukisan Kaca, Jawa Timur, Suatu Kajian Seni Rupa Tradisional (2002) dan Damar Kurung Dari Masa ke Masa (2009).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Di tengah maraknya berita-berita COVID-19, hampir semua terdampak. Dan tema 'Diam Bergerak' adalah cara untuk menyampaikan ilustrasi sketsa melalui media, baik melalui medsos, daring ataupun media elektronik," kata Mr D, ketika dikonfirmasi melalui saluran seluler, Sabtu.
Ia mengatakan, pameran sketsa bergerak secara daring ini juga menjadi sarana alternatif bagi dirinya serta orang-orang yang berada di RumahAja untuk terus berkarya.
"Melalui instagram saya dengan nama #sketsabergerak menjadi sarana pameran yang dinamis untuk unduh gambar, video, animasi, caption dan keterangan untuk keperluan pameran daring sketsa," katanya.
Pameran yang didukung penuh perusahaan pensil terbesar yakni polycrhomos dan Albrecht Durer ini menampilkan beberapa karya, seperti Sketsa Durna yang merupakan sosok licik dan materialistis serta suka mengadu, yang digambarkan dengan wasit menunjuk.
Kemudian, karya Topeng happy (2) yang menangis sedih maupun bahagia, yang diiringi latar belakang musik, dan gambaran sketsanya dibuat animasi menambah kelengkapan suatu narasi.
Menanggapi pameran sketsa ini, Pakar Seni Rupa Institut Teknologi Bandung, Ika Ismurdiyahwati mengapresiasi keberanian Mr D dalam menggelar pameran secara daring di akun intagramnya.
"Doddy Hernanto dengan 45 karya image digitalnya ini sangat luar biasa. Obyek-obyeknya jarang terpikirkan oleh kita. Karya-karya ini merupakan hasil dari work from home, di era pandemi corona saat ini, yang diistilahkannya sebagai diam bergerak," kata Ika yang telah mendapat gelar doktor di bidang kesenian ini.
Ia mengakui, karya-karya yang ditampilkan bukan hanya sekedar indah seperti yang biasa dikira orang, melainkan kebenaran yang ditampilkan merupakan dari pengalaman yang telah dimaknainya.
"Mr D memaknai pengalamannya dengan revolusi digital, yang artinya dalam menyelesaikan karya-karyanya semua aspek digital digunakan untuk meramu gambar sketsa manual dengan musik dan program digital image. Sehingga menjadi karya yang bisa dinikmati dalam pameran tunggalnya kali, yang disampaikan secara virtual," tuturnya.
Menurut Ika, Mr D mampu memaknai kebenaran kehidupan nyata dalam keseluruhan karyanya, sebagai potret mendalam dengan ungkapan realitas, dalam memaknai pengalaman-pengalamannya, yang tidak membutuhkan pegangan moralitas dan agama ataupun pegangan sciense untuk menyiasati kebenaran nyata dari pengalamannya.
"Saya ucapkan selamat kepada Mr D yang telah menyelesaikan karya-karyanya di tengah keberadaan COVID-19 dengan luar biasa, dan memang sebaiknya kita berdamai dengan kondisi pandemi saat ini daripada kita mengingkarinya," kata Ika yang sudah menerbitkan beberapa buku, di antaranya Seni Hias Damar Kurung Dan Lukisan Kaca, Jawa Timur, Suatu Kajian Seni Rupa Tradisional (2002) dan Damar Kurung Dari Masa ke Masa (2009).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020