Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, telah mendistribusikan kurang lebih 15.441 lembar "Kartu Sembako", yang merupakan perluasan program BPNT (bantuan pangan nontunai) dan Kementerian Sosial RI yang diberikan untuk warga Kota Kediri.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta warga yang menerima bantuan untuk memanfaatkan sebaik mungkin terutama untuk kebutuhan pangan.

"Saya juga mengimbau warga untuk antre dengan tertib waktu pengambilan kartu. Juga nanti saat belanja di e-warung (warung elektronik) jangan sampai terjadi penumpukan pembeli," kata Wali Kota di Kediri, Selasa.

Sejumlah 15.441 lembar Kartu Sembako diserahkan kepada warga Kota Kediri secara serentak pada 11-14 Mei 2020 melalui kelurahan di Kota Kediri. Kartu tersebut akan ditukar dengan bahan pokok senilai Rp200 ribu per bulan selama sembilan bulan.

Di Kota Kediri, pembagiannya dilakukan oleh tim Bank Mandiri dan pendamping bansos di kelurahan dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pesantren, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Mojoroto.

Dalam pelaksanaannya, panitia juga memerhatikan prosedur kesehatan khususnya aturan menggunakan masker, cuci tangan, dan yang paling penting jaga jarak. Warga yang mengantre untuk mendapatkan kartu tersebut juga mengikuti aturan dengan tertib. Pembagiannya juga sesuai dengan jadwal sehingga tidak terjadi penumpukan warga.

Yayuk (30), salah seorang penerima bantuan mengaku dirinya sangat senang. Dirinya belum mendapatkan bantuan sebelumnya, sehingga dengan ini bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya tidak menerima bantuan lain sebelumnya," kata Yayuk yang merupakan warga Kelurahan Bangsal, Kecamatan Pesantren, Kediri tersebut.

Yatimah (50), warga Kelurahan Bangsal, Kota Kediri juga mengatakan dirinya sempat bertanya ke petugas, apakah isi kartu tersebut bisa ditukar selain bahan pokok.

"Dari panitia ternyata mengatakan tidak boleh. Ini khusus bahan pokok. Saya kira bisa untuk kebutuhan lain," katanya.

Sementara itu, sejumlah warga penerima manfaat (KPM/ keluarga penerima manfaat) ternyata ada yang belum mengerti soal administrasi, bahkan mereka mengajak serta anggota keluarga untuk membantu pengurusannya.

Salah satu, Walsinah (61), warga Kelurahan Bangsal, Kota Kediri. Dirinya mengambil kartu dikantor Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren. Ia datang ditemani saudara sepupunya yang kebetulan juga KPM.

"Saya hanya disuruh cap jempol saja. Yang penting saya sudah datang sendiri," kata Walsinah.

Sementara itu, dalam aturan memang sebisa mungkin KPM yang terdaftar bisa datang sendiri agar bantuan bisa sampai ke pihak yang dituju.

Namun, bila memang berhalangan dan tidak memungkinkan datang, dinsos juga akan memberi kemudahan dengan membuat surat kuasa bermaterai dengan membawa KTP penerima dan juga KK, menerangkan bahwa yang bersangkutan berhalangan hadir. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020