Pedagang kecil yang terkena dampak COVID-19 dengan ditutupnya tempat berdagangnya di pasar tradisional diusulkan masuk data masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar mendapat sembako atau bantuan langsung tunai (BLT).

"Saya sudah sampaikan ke pemkot agar tenaga kasar, pedagang kecil, tukang becak, jukir yang setiap hari beraktivitas di pasar yang ditutup sementara akibat COVID-19 itu dimasukkan data MBR," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Minggu.

Saat ini pasar tradisional di Surabaya yang menjalani isolasi akibat COVID-19 yakni Pasar Kupang Gunung di Jalan Putat Jaya yang ditutup mulai 2-15 Mei, sedangkan Pasar Jojoran I di Kelurahan Mojo akan ditutup pada 5-18 Mei 2020.

Menurut dia, penutupan pasar tradisional yang berjualan kebutuhan pokok harus dibarengi dengan solusi sebagai alternatif.

"Ketika pasar tradisional ditutup, harus ada solusi dimana masyarakat harus berbelanja kebutuhan pokok. Pemkot harus memberikan alternatif," katanya.

Apalagi, lanjut dia, pasar tumpah di Putat Jaya tersebut adalah tempat belanja harga grosir bagi warung-warung di sekitar Kecamatan Sawahan. Kurang lebih ada 600 pedagang yang terdampak di pasar tersebut.

Penutupan pasar tradisional di Kupang Gunung ini, lanjut dia, merupakan yang kedua setelah Pasar Gersik PPI di Jalan Jepara. Tentunya, lanjut dia, penutupan pasar tersebut sangat berdampak kepada warga baik pembeli dan utamanya penjual.

Untuk memudahkan pemberian sembako maupun BLT, Reni meminta kepada Pemkot Surabaya untuk melakukan pendataan semua pasar tumpah yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) di Kota Surabaya.

Selain itu, Reni meminta kepada PD Pasar Surya selaku pengelola agar memperketat protokol kesehatan bagi pedagang dan pembeli di semua pasar tradisional, utamanya yang barang dagangannya 90 persen kebutuhan pokok.

"Saya berharap protokol kesehatan di pasar terus disosialisasikan ke masyarakat. Wajib masker harus dijalankan," ujar Reni.

Untuk itu, Reni berharap agar pedagang yang sudah rapid test dan hasilnya positif COVID-19 bisa segera di swab agar segera ada kepastian. "Jika hasil swab negatif, pasar bisa segera dibuka tanpa menunggu 14 hari," katanya.

Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro sebelumnya mengatakan Pasar Kupang Gunung ditutup selama 14 hari ke menyusul adanya dua pedagang setempat yang terpapar COVID-19.

"Lebih baik kita mencegah agar penularan itu tidak kemana-mana," katanya.

Sementara itu, Camat Gubeng Suprayitno mengatakan Pasar Jojoran I akan ditutup selama 14 hari mulai 5-18 Mei 2020 menyusul adanya pedagang yang meninggal dunia akibat COVID-19.

"Iya ditutup. Lebih cepat lebih baik," kata Suprayitno. (*)




 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020