Sedikitnya 17 tahanan di penjara Venezuela tewas pada Jumat ketika berusaha melarikan diri selama kerusuhan, menurut sebuah laporan militer yang dilihat oleh Reuters dan seorang anggota parlemen Venezuela.
Laporan Pengawal Nasional Venezuela menyebutkan bahwa para tentara menembaki sekelompok tahanan bersenjata ketika mereka berusaha keluar dari pintu masuk utama penjara Los Llanos di negara bagian Portugal tengah.
Seorang petugas kemudian menggunakan alat pengeras suara untuk bernegosiasi dengan para tahanan dan mereka setuju untuk mundur, menurut laporan tersebut.
Laporan itu menyebutkan bahwa militer berasumsi ada lebih banyak tahanan yang meninggal dalam kerusuhan di penjara itu, dan anggota parlemen Maria Martinez mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 40 orang diketahui telah meninggal.
Martinez, yang tinggal di ibukota negara bagian terdekat Guanare, mengatakan kerusuhan itu disebabkan oleh otoritas penjara yang melarang kerabat narapidana membawakan mereka makanan, padahal itu merupakan kebiasaan di penjara-penjara Venezuela.
Menteri Lembaga Pemasyarakatan Venezuela, Iris Varela, dalam wawancara dengan satu surat kabar lokal, membenarkan adanya insiden di penjara itu, dan menyebutkan bahwa direktur penjara itu telah ditembak dan terluka.
Namun, Varela tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal itu atau tidak menyebutkan jumlah korban tewas.
Sementara Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk memberikan pernyataan.
Kerusuhan mematikan adalah hal biasa di penjara-penjara Venezuela, di mana para napi sering secara terbuka menggunakan senjata.
Human Rights Watch dalam laporannya tahun ini mengatakan penjara-penjara di negara itu bermasalah dengan korupsi, keamanan yang tidak memadai, dan kepadatan isi ruang tahanan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Laporan Pengawal Nasional Venezuela menyebutkan bahwa para tentara menembaki sekelompok tahanan bersenjata ketika mereka berusaha keluar dari pintu masuk utama penjara Los Llanos di negara bagian Portugal tengah.
Seorang petugas kemudian menggunakan alat pengeras suara untuk bernegosiasi dengan para tahanan dan mereka setuju untuk mundur, menurut laporan tersebut.
Laporan itu menyebutkan bahwa militer berasumsi ada lebih banyak tahanan yang meninggal dalam kerusuhan di penjara itu, dan anggota parlemen Maria Martinez mengatakan kepada Reuters bahwa lebih dari 40 orang diketahui telah meninggal.
Martinez, yang tinggal di ibukota negara bagian terdekat Guanare, mengatakan kerusuhan itu disebabkan oleh otoritas penjara yang melarang kerabat narapidana membawakan mereka makanan, padahal itu merupakan kebiasaan di penjara-penjara Venezuela.
Menteri Lembaga Pemasyarakatan Venezuela, Iris Varela, dalam wawancara dengan satu surat kabar lokal, membenarkan adanya insiden di penjara itu, dan menyebutkan bahwa direktur penjara itu telah ditembak dan terluka.
Namun, Varela tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal itu atau tidak menyebutkan jumlah korban tewas.
Sementara Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk memberikan pernyataan.
Kerusuhan mematikan adalah hal biasa di penjara-penjara Venezuela, di mana para napi sering secara terbuka menggunakan senjata.
Human Rights Watch dalam laporannya tahun ini mengatakan penjara-penjara di negara itu bermasalah dengan korupsi, keamanan yang tidak memadai, dan kepadatan isi ruang tahanan.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020