PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menjadwalkan kegiatan penggilingan tebu mulai Juni 2020 dengan menerapkan protokol COVID-19, sebagai salah satu upaya mencegah penularan virus corona di kalangan petani dan pegawai pabrik gula.

Humas PTPN XI Brilliant Johan A di Surabaya, Rabu, mengatakan, hal yang membedakan giling tebu kali ini dengan tahun lalu adalah adanya protokol COVID-19 yang harus dijalani, seperti menjaga jarak, cek suhu tubuh, sering mencuci tangan dengan sabun hingga menggunakan masker.

Ia mengatakan, untuk giling tebu saat ini diperkirakan sampai September 2020, dengan target capaian 300 ribu ton gula, sebagai upaya memenuhi ketahanan pangan khususnya untuk komoditas gula.

"Mulai penggilingan ini merupakan kabar bagus, sebab pada awal tahun ini harga gula naik di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dikarenakan stok gula menipis," kata Brilliant dalam acara pemberian bantuan masker dan penyanitasi tangan kepada insan pers di Surabaya.

Ia menjelaskan, untuk giling tebu ditentukan beberapa hal, di antaranya kesiapan pabrik, bahan baku tebu, baik kualitas yakni masak dan kuantitas dari sisi jumlah.

"Kami saling support di masing-masing wilayah pabrik gula, hal ini untuk strategi agar tebu petani dapat terlayani tergiling seluruhnya," katanya.

Ia menyebut, untuk giling tebu tahun 2020, PTPN XI menargetkan produksi gula kisaran 300 ribu ton dengan randemen rata-rata 7 persen.

Sementara terkait bantuan masker dan penyanitasi tangan kepada insan pers di Surabaya, Brilliant mengatakan sebagai apresiasi PTPN XI kepada wartawan yang tetap bekerja memberikan informasi di tengah wabah COVID-19.

"Oleh karena itu, kami membekali para mitra insan pers dengan masker dan penyanitasi tangan, dengan harapan meminimalisasi insan pers dari penularan Virus Corona dalam menjalankan tugasnya," katanya.

Ia mengatakan, penyanitasi tangan yang diberikan merupakan produksi dari unit usaha PTPN XI yakni PASA Djatiroto Lumajang, atau pabrik alkohol dan spiritus yang memproduksi bio ethanol dengan memiliki kapasitas produksi sebesar 18.000 liter/hari dengan kualitas produk ethanol industrial grade 96 persen.

"Bahan baku dari bio ethanol tersebut adalah molasses produk samping produksi gula, dan menghadapi pandemik COVID-19, PTPN XI menggunakan etanol tersebut sebagai bahan dasar penyanitasi tangan sebagai bantuan kemanusiaan," katanya.

Sedangkan masker yang dibagikan merupakan buatan dari UMKM mitra binaan PTPN XI di Surabaya, dengan standar dan diawasi sehingga kualitasnya terjamin. Hal ini termasuk dalam pemberdayaan terutama aspek ekonomi para mitra khususnya dampak dari pandemi.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020