Harga emas berjangka melonjak hampir tiga persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dipicu ekspektasi langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter di tengah kerusakan ekonomi akibat perintah tinggal di rumah dan penutupan bisnis di seluruh dunia guna membatasi penyebaran virus corona.
Kontra emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melambung 50,5 dolar AS atau 2,99 persen, menjadi ditutup pada 1.738,3 dolar AS per ounce.
Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas dari bank-bank sentral, karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Dewan Perwakilan AS akan mengesahkan RUU virus corona terbaru pada Kamis, kata Ketua DPR Nancy Pelosi, yang membuka jalan bagi bantuan ekonomi hampir 500 miliar dolar AS lebih di tengah pandemi.
Pandemi virus corona telah memaksa banyak negara untuk memperpanjang penguncian guna mengekang penyebarannya dan melepaskan sejumlah kebijakan fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung ekonomi mereka.
"Harga emas adalah barometer kesehatan ekonomi dan politik kita dan investor melakukan apa yang dilakukan bank sentral, membeli emas untuk menopang mata uang," George Gero, direktur pelaksana RBC Wealth Management mengatakan dalam sebuah catatan.
Lonjakan harga minyak dan harapan lebih banyak stimulus pemerintah untuk meringankan rasa sakit ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah virus corona membantu menenangkan pasar ekuitas global pada Rabu (22/4/2020).
Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 45,9 sen atau 3,09 persen, menjadi ditutup pada 15,335 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 6,9 dolar AS atau 0,91 persen, menjadi menetap pada 765,3 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kontra emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melambung 50,5 dolar AS atau 2,99 persen, menjadi ditutup pada 1.738,3 dolar AS per ounce.
Emas berjangka jatuh 23,4 dolar AS atau 1,37 persen menjadi 1687,8 dolar AS per ounce sehari sebelumnya, setelah investor bergegas mencari uang tunai untuk menutupi kerugian pada aset lainnya terutama didorong oleh jatuhnya pasar minyak ketika virus corona menghancurkan ekonomi.
"Ini adalah badai sempurna untuk emas ... Pembeli abadi membeli emas karena semua stimulus global terjadi," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS seperti dikutip oleh Reuters.
“Emas berada di pasar bullish. Anda akan sulit sekali menemukan hal lain yang memiliki jenis tindakan harga seperti ini dan tren ini sedang terjadi sekarang sehingga Anda secara alami membuat orang tertarik padanya."Emas cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas dari bank-bank sentral, karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Dewan Perwakilan AS akan mengesahkan RUU virus corona terbaru pada Kamis, kata Ketua DPR Nancy Pelosi, yang membuka jalan bagi bantuan ekonomi hampir 500 miliar dolar AS lebih di tengah pandemi.
Pandemi virus corona telah memaksa banyak negara untuk memperpanjang penguncian guna mengekang penyebarannya dan melepaskan sejumlah kebijakan fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung ekonomi mereka.
"Harga emas adalah barometer kesehatan ekonomi dan politik kita dan investor melakukan apa yang dilakukan bank sentral, membeli emas untuk menopang mata uang," George Gero, direktur pelaksana RBC Wealth Management mengatakan dalam sebuah catatan.
Lonjakan harga minyak dan harapan lebih banyak stimulus pemerintah untuk meringankan rasa sakit ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah virus corona membantu menenangkan pasar ekuitas global pada Rabu (22/4/2020).
Sementara logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 45,9 sen atau 3,09 persen, menjadi ditutup pada 15,335 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 6,9 dolar AS atau 0,91 persen, menjadi menetap pada 765,3 dolar AS per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020